Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi membuka kembali perdagangan saham ASLC, LAPD, dan CBRE setelah sempat disuspensi akibat lonjakan harga signifikan. Bagaimana pergerakannya dan apa risiko bagi investor? Simak analisis lengkapnya di sini.
TradeSphereFx – Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menjadi sorotan setelah memutuskan untuk membuka kembali perdagangan tiga saham yang sebelumnya terkena suspensi akibat kenaikan harga yang dianggap tidak wajar. Tiga saham tersebut adalah PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC), PT Leyand International Tbk (LAPD), dan PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE).
Langkah ini diambil setelah otoritas bursa menilai bahwa pergerakan harga yang ekstrem perlu dikendalikan sementara agar tidak menimbulkan risiko berlebihan bagi investor ritel maupun institusi. Suspensi sendiri merupakan mekanisme penting dalam menjaga stabilitas pasar, terutama saat terjadi kenaikan atau penurunan harga yang tidak sesuai dengan fundamental perusahaan.
Kronologi Suspensi Saham ASLC
Saham ASLC, yang bergerak di bidang perdagangan kendaraan dan layanan otomotif digital, sempat mengalami lonjakan tajam. Pada 21 Agustus 2025, saham ini ditutup naik 17% di level Rp117. Jika dilihat dalam rentang sepekan, kenaikannya mencapai 64,79%, dan dalam satu bulan terakhir melonjak hingga 74,63%.
Lonjakan tersebut dinilai tidak wajar, sehingga BEI menghentikan sementara perdagangannya per 22 Agustus 2025. Namun, mulai 25 Agustus 2025 sesi I, suspensi dicabut. Menariknya, setelah kembali diperdagangkan, saham ASLC justru terkoreksi tipis -0,85% ke Rp116, menandakan adanya aksi ambil untung (profit taking) dari para trader.
Saham LAPD Menguat Usai Suspensi Dicabut
Tidak hanya ASLC, saham PT Leyand International Tbk (LAPD) juga sempat dihentikan perdagangannya setelah mencatat kenaikan signifikan. Sebelum suspensi, saham ini menguat 8,25% ke Rp105. Dalam sepekan, harganya sudah naik 29,63%, dan dalam sebulan terakhir bahkan menanjak 162,50%.
Setelah suspensi dicabut pada 25 Agustus 2025, saham LAPD kembali mencatat kenaikan 4,76% ke Rp110. Kinerja saham ini masih menarik perhatian banyak investor ritel, meski lonjakan yang terlalu cepat tetap menjadi sinyal waspada terhadap potensi bubble harga.
CBRE Lanjut Menguat Setelah Suspensi
Saham ketiga yang juga kembali diperdagangkan adalah PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE). Perusahaan energi ini sebelumnya disuspensi sejak 11 Agustus 2025 setelah pergerakan harga yang terlalu agresif.
Sebelum suspensi, pada 8 Agustus 2025, saham CBRE ditutup naik 9,91% ke Rp122. Dalam sepekan, kenaikannya mencapai 19,61%, sementara dalam sebulan terakhir melesat 76,81%.
Menariknya, setelah suspensi berakhir, saham CBRE langsung melanjutkan reli dengan kenaikan 9,84% ke Rp134 pada awal sesi perdagangan 25 Agustus 2025.
Analisis: Mengapa Saham-Saham Ini Bisa Melejit?
Fenomena lonjakan harga pada ketiga saham ini seringkali dikaitkan dengan aksi spekulasi investor jangka pendek. Beberapa faktor yang memengaruhi antara lain:
Likuiditas rendah – Saham berkapitalisasi kecil lebih mudah digerakkan oleh volume transaksi tertentu.
Sentimen pasar – Euforia dan rumor dapat mendorong minat beli, meski tanpa didukung kinerja fundamental perusahaan.
Trading jangka pendek – Banyak investor ritel masuk dengan tujuan meraih keuntungan cepat, sehingga harga mudah naik drastis namun juga rawan terkoreksi.
Suspensi yang dilakukan BEI bertujuan agar pasar memiliki jeda, memberi waktu bagi investor untuk mencerna pergerakan harga, sekaligus mengurangi risiko bubble yang bisa merugikan.
Dampak Bagi Investor
Bagi investor ritel, pencabutan suspensi ini bisa menjadi peluang sekaligus ancaman. Di satu sisi, saham-saham tersebut masih memiliki momentum naik karena minat beli yang cukup tinggi. Namun di sisi lain, volatilitas yang ekstrem juga berarti risiko kerugian besar jika harga berbalik arah secara cepat.
Investor disarankan untuk:
Menghindari euforia dan selalu menganalisis fundamental perusahaan.
Menerapkan manajemen risiko, misalnya dengan memasang batas kerugian (cut loss).
Tidak hanya ikut-ikutan tren, karena harga yang naik terlalu cepat bisa jatuh dengan cepat pula.
Pencabutan suspensi saham ASLC, LAPD, dan CBRE menandai kembali bergulirnya perdagangan tiga saham yang sebelumnya mencatat lonjakan harga signifikan. Meski sempat melejit, pergerakan harga menunjukkan adanya koreksi maupun lanjutan penguatan yang cukup volatil.
Bagi investor, kondisi ini adalah pengingat bahwa pasar modal tidak hanya soal potensi keuntungan, tetapi juga risiko besar. Karena itu, bijak dalam berinvestasi dan disiplin menerapkan strategi menjadi kunci agar tidak terjebak dalam euforia jangka pendek.
One thought on “BEI Cabut Suspensi 3 Saham ASLC, LAPD, dan CBRE Investor Diminta Waspada Volatilitas”