Bursa Asia 10 Desember 2025 bergerak beragam jelang keputusan The Fed dan sinyal kebijakan BoJ. Simak indeks yang menguat dan melemah pagi ini.
TradeSphereFx – Bursa Asia mencatatkan pergerakan beragam pada awal perdagangan Rabu (10/12/2025). Mayoritas indeks utama di kawasan tersebut bergerak melemah, sementara sebagian lainnya masih mampu berada di zona hijau meski dengan kenaikan yang terbatas. Sentimen global yang cenderung hati-hati membuat pelaku pasar cenderung menahan langkah sebelum keputusan penting dari bank sentral Amerika Serikat (The Fed) dirilis.
Pada pukul 08.19 WIB, sejumlah indeks utama di Asia menunjukkan variasi kinerja. Nikkei 225 masih menguat 122,31 poin atau 0,25% ke 50.782,25. Hang Seng juga naik tipis 1,26 poin ke 25.435,49. Indeks Taiex mencatatkan kenaikan yang lebih solid, yakni 128,39 poin atau 0,46% ke 28.321,18. Namun, beberapa indeks lain justru bergerak negatif. Kospi turun 7,45 poin atau 0,18% ke 4.136,89. Indeks ASX 200 turun 12,64 poin atau 0,15% ke 8.572,30, Straits Times turun 5,02 poin atau 0,13% ke 4.507,23, dan FTSE Malaysia turun 5,45 poin atau 0,34% ke 1.608,72.
Beragamnya pergerakan indeks tersebut menunjukkan bahwa pasar sedang berada dalam fase konsolidasi menjelang rilis kebijakan penting, baik dari The Fed maupun Bank of Japan (BoJ).
Antisipasi Keputusan The Fed Dorong Sikap Hati-Hati
Fokus Pasar pada Penurunan Suku Bunga
Salah satu faktor terbesar yang memengaruhi pergerakan bursa Asia hari ini adalah antisipasi pelaku pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga oleh Federal Reserve. Sebagaimana dilaporkan berbagai media ekonomi internasional, The Fed dijadwalkan mengumumkan keputusan suku bunga pada Rabu waktu setempat. Ekspektasi pasar saat ini mengarah pada adanya pemangkasan suku bunga sebagai respons terhadap menurunnya tekanan inflasi di Amerika Serikat.
Namun, yang menjadi sorotan bukan hanya keputusan suku bunga itu sendiri, melainkan juga dot plot terbaru yang akan menunjukkan bagaimana pandangan anggota The Fed mengenai arah suku bunga dalam beberapa kuartal ke depan. Pasar juga menunggu proyeksi ekonomi dari bank sentral serta komentar dari Ketua The Fed, Jerome Powell, yang sering kali memengaruhi volatilitas pasar global.
Kondisi ini membuat sebagian investor memilih menahan aksi beli dalam jumlah besar. Sikap wait and see tersebut menyebabkan indeks-indeks seperti Kospi, ASX 200, dan Straits Times bergerak ke zona merah.
Pasar Asia Soroti Pergerakan Yen dan Kebijakan Bank of Japan
Yen Menguat Setelah Pernyataan Gubernur BoJ
Selain menunggu keputusan The Fed, pasar Asia juga memantau dengan cermat pergerakan yen Jepang. Gubernur Bank of Japan, Kazuo Ueda, menyampaikan bahwa bank sentral kini semakin dekat untuk mencapai target inflasi yang telah lama dikejar. Pernyataan ini menandai sinyal kuat bahwa BoJ dapat segera menaikkan suku bunga pada pertemuan kebijakan pekan depan.
Hal ini sangat signifikan karena Jepang selama bertahun-tahun mempertahankan suku bunga ultra-rendah guna mendukung pertumbuhan ekonomi. Sinyal perubahan kebijakan dari BoJ langsung direspons pasar valuta asing, dengan yen menguat dan mendorong volatilitas di pasar saham Jepang maupun Asia.
Dampak Kebijakan BoJ terhadap Bursa Asia
Peluang kenaikan suku bunga BoJ berdampak beragam bagi bursa Asia. Bagi Jepang sendiri, ekspektasi kenaikan suku bunga cenderung memberi tekanan pada pasar saham karena biaya pendanaan perusahaan dapat meningkat. Namun pada sisi lain, penguatan yen dapat menarik kembali aliran modal asing yang mencari aset aman.
Indeks Nikkei 225 yang justru menguat pada pagi hari menunjukkan bahwa sebagian investor masih menilai bahwa perbaikan fundamental ekonomi Jepang dapat mengimbangi potensi kenaikan suku bunga.
Tekanan di Pasar Obligasi Global
Siklus Pelonggaran Moneter Mendekati Akhir
Selain sentimen dari The Fed dan BoJ, pasar global juga tengah berada di fase penyesuaian setelah pejabat bank sentral di berbagai negara memberi sinyal bahwa siklus pelonggaran moneter akan segera berakhir. Dalam beberapa bulan terakhir, bank sentral di Amerika, Eropa, dan Asia telah menurunkan suku bunga setelah inflasi mulai mereda. Namun, pernyataan terbaru menunjukkan bahwa ruang untuk pemangkasan lebih lanjut semakin terbatas.
Akibatnya, pasar obligasi pemerintah mengalami tekanan karena investor memperkirakan bahwa imbal hasil obligasi dapat kembali naik jika pelonggaran moneter benar-benar berakhir. Tekanan ini merambat ke pasar saham, menyebabkan sebagian indeks di Asia mengalami koreksi.
Prospek Bursa Asia dalam Jangka Pendek
Melihat kondisi pagi ini, pergerakan bursa Asia dalam jangka pendek diperkirakan akan tetap dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan The Fed dan BoJ. Jika The Fed memberikan sinyal pemangkasan suku bunga yang lebih agresif, pasar Asia kemungkinan akan merespons positif. Namun, jika komentar Powell cenderung hawkish, tekanan pada indeks-indeks Asia bisa berlanjut.
Sementara itu, dari Jepang, jika BoJ benar-benar menaikkan suku bunga, pasar dapat mengalami volatilitas jangka pendek, namun dalam jangka panjang dapat memberikan sinyal positif bahwa ekonomi Jepang mulai pulih secara struktural.
Secara keseluruhan, bursa Asia menunjukkan dinamika yang kompleks, di mana sentimen global, kebijakan moneter, dan pergerakan mata uang menjadi penentu utama arah pasar.
2 thoughts on “Bursa Asia 10/12, Indeks Bergerak Campuran Jelang The Fed”