Bursa Asia Hijau 19/12

asia

Bursa Asia mayoritas menguat pada 19 Desember 2025 seiring ekspektasi kenaikan suku bunga BOJ dan sentimen positif dari Wall Street.

TradeSphereFx – Pasar saham Asia-Pasifik mayoritas dibuka menguat pada perdagangan Jumat (19/12/2025). Penguatan ini menandai berakhirnya tekanan yang sempat membayangi pasar sepanjang pekan, seiring meningkatnya optimisme investor menjelang pengumuman kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ).

Pelaku pasar cenderung mengambil posisi positif dengan ekspektasi bahwa BOJ akan kembali menaikkan suku bunga acuannya. Langkah tersebut dinilai sebagai sinyal kuat bahwa Jepang semakin percaya diri menghadapi tekanan inflasi yang telah berlangsung dalam waktu lama.

Selain faktor kebijakan moneter Jepang, sentimen pasar Asia juga mendapat dorongan dari penguatan Wall Street pada perdagangan sebelumnya, yang memperbaiki selera risiko investor global.

Fokus Pasar pada Kebijakan BOJ

Ekspektasi Kenaikan Suku Bunga

Pasar memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,75%, yang akan menjadi level tertinggi sejak 1995. Berdasarkan data LSEG, probabilitas kenaikan suku bunga tersebut mencapai 86,4%, mencerminkan keyakinan tinggi investor terhadap langkah pengetatan lanjutan bank sentral Jepang.

Jika terealisasi, kenaikan ini akan melanjutkan fase normalisasi kebijakan moneter Jepang setelah puluhan tahun mempertahankan suku bunga ultra-rendah. Langkah ini juga menjadi perhatian global karena berpotensi memengaruhi arus modal dan pergerakan nilai tukar di kawasan Asia.

Dampak terhadap Yen dan Inflasi

Kenaikan suku bunga diperkirakan akan memperkuat nilai tukar yen terhadap dolar AS. Penguatan yen dinilai penting untuk membantu menekan tekanan inflasi impor, khususnya dari sektor energi dan pangan.

Inflasi Jepang sendiri telah berada di atas target bank sentral selama 44 bulan berturut-turut. Oleh karena itu, kebijakan moneter yang lebih ketat diharapkan dapat membantu menstabilkan harga tanpa menghambat pemulihan ekonomi secara signifikan.

Data Inflasi Jepang Jadi Sorotan

Inflasi Umum dan Inflasi Inti

Dari sisi data ekonomi, inflasi konsumen Jepang tercatat turun ke level 2,9% pada November. Angka ini menunjukkan adanya perlambatan dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun masih berada di atas target BOJ.

Sementara itu, inflasi inti—yang tidak memasukkan harga pangan segar—bertahan di level 3%. Angka ini sejalan dengan ekspektasi konsensus ekonom dan mencerminkan tekanan harga yang masih cukup kuat di sektor domestik.

Implikasi bagi Kebijakan Ke Depan

Meski terjadi penurunan inflasi umum, level inflasi inti yang masih tinggi memberi ruang bagi BOJ untuk melanjutkan kebijakan pengetatan. Investor menilai bank sentral akan tetap berhati-hati agar kebijakan yang diambil tidak mengganggu pertumbuhan ekonomi Jepang yang masih dalam fase pemulihan.

Pergerakan Bursa Asia-Pasifik

Jepang dan Korea Selatan Menguat

Di pasar saham Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,75% ke level 49.371,21. Kenaikan ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Jepang pasca kebijakan moneter yang lebih tegas. Indeks Topix juga naik 0,57%, menunjukkan penguatan yang merata di berbagai sektor.

Sementara itu, pasar saham Korea Selatan turut mencatatkan kinerja positif. Indeks Kospi melonjak 0,71%, sedangkan indeks saham berkapitalisasi kecil Kosdaq menguat 0,53%. Penguatan ini didorong oleh sektor teknologi dan manufaktur yang sensitif terhadap sentimen global.

Australia dan Tiongkok Bergerak Terbatas

Di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,55% ke posisi 8.635,10. Penguatan pasar Australia didukung oleh saham-saham komoditas dan keuangan yang kembali diminati investor.

Berbeda dengan kawasan lain, pasar saham Tiongkok bergerak relatif stagnan. Indeks Hang Seng Hong Kong dan Shanghai Composite tercatat bergerak terbatas. Kontrak berjangka Hang Seng berada di level 25.675, lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya, namun belum mampu mendorong penguatan signifikan di pasar spot.

Wall Street Beri Sentimen Positif

Inflasi AS Reda, Harapan Suku Bunga Turun

Sentimen positif di Asia turut dipengaruhi oleh kinerja Wall Street pada perdagangan Kamis waktu setempat. Pasar saham AS berhasil menghentikan tren penurunan empat hari beruntun setelah rilis data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan.

Data tersebut memperkuat harapan bahwa bank sentral AS berpeluang memangkas suku bunga pada 2026, sehingga meningkatkan daya tarik aset berisiko.

Kinerja Indeks dan Saham Teknologi

Indeks S&P 500 melonjak 0,79% ke level 6.774,76, sementara Nasdaq Composite menguat 1,38% ke 23.006,36. Dow Jones Industrial Average juga mencatatkan kenaikan meski terbatas sebesar 0,14% ke 47.951,85.

Penguatan Wall Street didorong oleh proyeksi kinerja yang solid dari Micron Technology. Optimisme terhadap sektor semikonduktor kembali bangkit dan memberikan dampak positif bagi saham-saham teknologi global.

Prospek Pasar Asia ke Depan

Dengan kombinasi ekspektasi kebijakan BOJ dan sentimen positif dari Wall Street, pasar Asia berpeluang melanjutkan tren penguatan dalam jangka pendek. Namun, investor tetap akan mencermati hasil keputusan BOJ serta respons pasar valuta asing, khususnya pergerakan yen terhadap dolar AS.

Ke depan, volatilitas masih berpotensi terjadi seiring ketidakpastian arah kebijakan moneter global, namun meredanya tekanan inflasi di sejumlah negara memberikan ruang optimisme bagi pasar saham kawasan Asia-Pasifik.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *