Garuda Indonesia Potong Gaji Direksi 10% di 2025

Garuda

Garuda Indonesia potong gaji direksi 10% pada 2025 sebagai langkah efisiensi besar yang dipimpin Dirut baru Glenny H. Kairupan. Simak alasan, dampak, dan strategi pembenahannya.

TradeSphereFx – Garuda Indonesia potong gaji direksi menjadi keputusan besar yang diambil Direktur Utama baru, Glenny H. Kairupan, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Senin (8/12/2025).
Kebijakan pemotongan sebesar 10% ini bukan hanya strategi finansial, tetapi juga bagian dari upaya pembenahan menyeluruh di tubuh maskapai pelat merah tersebut. Langkah ini diambil secara sukarela oleh seluruh direksi sebagai simbol komitmen, kepemimpinan, dan solidaritas dalam menata ulang operasional perusahaan.

Keputusan tersebut sekaligus mempertegas bahwa proses transformasi Garuda Indonesia tidak hanya dilakukan pada level karyawan dan operasional, tetapi juga dimulai dari jajaran tertinggi perusahaan sebagai bentuk keteladanan manajemen.

Alasan Terjadinya Pemangkasan Gaji Direksi

Langkah Simbolis dan Strategis

Direktur Utama Glenny H. Kairupan menegaskan bahwa Garuda Indonesia potong gaji direksi adalah langkah simbolis namun berdampak besar terhadap proses efisiensi. Ia menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus siap berkorban, terlebih dalam perusahaan yang sedang menjalani proses pemulihan dan penataan ulang struktur biaya.

Ia menyatakan bahwa pemangkasan ini dilakukan secara sukarela, di mana seluruh jajaran direksi sepakat tanpa paksaan. Tindakan ini diharapkan menjadi contoh bagi seluruh level organisasi bahwa perubahan harus dimulai dari pucuk pimpinan.

Membangun Budaya Kepemimpinan Baru

Menurut Glenny, kepemimpinan efektif adalah kepemimpinan yang berani mengambil keputusan tidak populer demi kepentingan perusahaan jangka panjang. Pemangkasan gaji direksi menjadi bagian dari upaya memperbaiki citra, disiplin, dan komitmen bersama di internal Garuda Indonesia.

Efisiensi Menyeluruh di Garuda Indonesia Group

Evaluasi Operasional yang Tidak Efektif

Glenny mengungkapkan bahwa berdasarkan evaluasi internal, operasional di tubuh Garuda Group—termasuk anak dan cucu perusahaan—dinilai terlalu boros. Banyak unit yang disebutkannya menghambur-hamburkan anggaran tanpa menghasilkan nilai tambah yang sesuai.

Oleh karena itu, program efisiensi ini tidak sekadar berdampak pada direksi, tetapi juga menyasar seluruh struktur Garuda Group. Fokusnya mencakup:

  • Optimalisasi anggaran operasional
  • Penghematan biaya administratif
  • Penguatan fungsi pengawasan
  • Eliminasi pos-pos pengeluaran tidak relevan

Penataan Ulang Sistem Penganggaran

Glenny menekankan pentingnya disiplin keuangan di setiap unit. Dengan kebijakan efisiensi yang lebih ketat, perusahaan berharap bisa menekan pemborosan, meningkatkan transparansi, dan memperbaiki tata kelola keuangan secara menyeluruh.

Perombakan Kantor Perwakilan di Luar Negeri

Temuan Ketidakefisienan di Jepang

Salah satu temuan paling penting dalam proses evaluasi adalah ketidakefisienan kantor perwakilan Garuda Indonesia di luar negeri, terutama di Jepang.
Menurut Glenny, terdapat indikasi praktik yang tidak sehat dalam pelayanan kepada penumpang, yang kemudian memicu tindakan cepat dari pihak manajemen.

Ia menyampaikan bahwa ia langsung meminta Human Capital untuk melakukan pergantian perwakilan di Jepang pada hari itu juga. Langkah tersebut dilakukan demi memperbaiki kualitas layanan dan memastikan bahwa perwakilan luar negeri bekerja sesuai standar operasional perusahaan.

Audit Layanan dan Struktur Organisasi

Selain pergantian perwakilan, audit layanan secara menyeluruh dilakukan untuk menilai efisiensi, kualitas pelayanan, serta integritas operasional kantor luar negeri.

Pengurangan Jumlah Staf Perwakilan Luar Negeri

Penghematan Biaya yang Signifikan

Dalam rangka mengendalikan biaya, Garuda Indonesia juga memangkas jumlah staf perwakilan dari sebelumnya 2–3 orang menjadi hanya 1 orang per negara.
Strategi ini bertujuan untuk menekan biaya yang timbul dari:

  • allowance
  • sewa rumah
  • fasilitas perwakilan
  • biaya operasional lainnya

Mengoptimalkan Local Staff

Sebagai gantinya, perusahaan mendorong penggunaan local staff yang dinilai jauh lebih efisien dari sisi biaya. Langkah ini selaras dengan tren global banyak maskapai internasional yang mulai memaksimalkan tenaga kerja lokal untuk mengurangi beban operasional.

Perbaikan Budaya Kerja Garuda Indonesia

Implementasi Sistem “Kontra Politik”

Selain efisiensi finansial, Glenny juga menekankan pentingnya pembenahan budaya kerja. Ia memperkenalkan sistem komunikasi internal yang ia sebut sebagai “kontra politik,” yaitu serangkaian catatan dan prinsip yang harus diucapkan dan dijalankan seluruh karyawan di setiap kantor.

Tujuan utama pendekatan ini adalah:

  • Menyatukan persepsi antar-divisi
  • Membangun budaya disiplin dan integritas
  • Menghilangkan politik internal tidak sehat
  • Mengarahkan perusahaan ke budaya kerja yang modern dan profesional

Membangun Jati Diri Baru Karyawan Garuda

Dengan sistem baru ini, perusahaan berupaya menanamkan jati diri baru bagi seluruh karyawan Garuda Indonesia agar lebih adaptif, efisien, dan memiliki orientasi pada pelayanan optimal.

Dampak Strategis dari Pemotongan Gaji Direksi

Penguatan Citra Kepemimpinan

Pemangkasan gaji direksi menjadi sinyal kuat bahwa manajemen baru siap memberikan teladan. Hal ini meningkatkan kepercayaan publik, internal karyawan, hingga pemangku kepentingan lainnya.

Penghematan Biaya Berkelanjutan

Pemangkasan gaji, perombakan perwakilan luar negeri, dan pengurangan staf berpotensi memberikan penghematan miliaran rupiah per tahun.

Peningkatan Kualitas Layanan

Dengan audit dan pergantian perwakilan, kualitas pelayanan penumpang diharapkan meningkat, terutama di negara-negara penting seperti Jepang.

Mempercepat Pemulihan Finansial

Setelah beberapa tahun bergulat dengan restrukturisasi utang, langkah-langkah efisiensi ini menjadi pondasi penting dalam memperkuat kondisi keuangan Garuda Indonesia.

Kebijakan Garuda Indonesia potong gaji direksi sebesar 10% adalah langkah berani yang menandai era baru kepemimpinan Glenny H. Kairupan.
Kebijakan ini bukan hanya tentang mengurangi biaya, tetapi juga menciptakan budaya baru yang lebih disiplin, efisien, dan profesional.

Dengan perombakan struktur, penataan ulang kantor perwakilan luar negeri, peningkatan kualitas layanan, serta pembenahan budaya kerja, Garuda Indonesia sedang memasuki fase baru dalam perjalanan menuju pemulihan jangka panjang.

One thought on “Garuda Indonesia Potong Gaji Direksi 10% di 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *