Istana Beberkan Rencana Merger GOTO–Grab, Saham GOTO Melonjak 8,20%

grab

Saham GOTO melonjak 8,20% ke Rp66 usai Istana mengonfirmasi pembahasan rencana merger GoTo dan Grab. Pemerintah, Danantara, dan Telkom disebut ikut terlibat.

TradeSphereFx – Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melesat 8,20% ke level Rp66 per saham hingga pukul 10.00 WIB, Senin (10/11/2025). Lonjakan harga ini terjadi setelah muncul kabar dari Istana Negara mengenai pembahasan rencana merger antara GOTO dan Grab.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), volume perdagangan saham GOTO mencapai 4,68 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp307,8 miliar, menunjukkan tingginya minat investor terhadap kabar tersebut.

Dalam sebulan terakhir, saham GOTO telah naik 12,96% dari level 55 menjadi 61. Namun secara tahunan, saham ini masih turun 14,08% year-to-date dan anjlok 81,95% dibandingkan harga IPO pada 11 April 2022.

Konfirmasi dari Istana Soal Rencana Penggabungan

Kabar merger antara dua raksasa teknologi Asia Tenggara itu muncul setelah Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyebut bahwa pemerintah tengah membahas penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) terkait ojek online (ojol) yang juga mencakup rencana penggabungan GoTo dan Grab.

“Salah satunya (penggabungan Goto dan Grab),” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/11/2025).

Prasetyo menegaskan bahwa bentuk final dari rencana merger tersebut masih dalam tahap pembahasan dan melibatkan banyak pihak lintas kementerian serta institusi.

Keterlibatan Danantara dan BUMN

Menariknya, Prasetyo juga mengungkapkan bahwa Danantara, lembaga investasi milik pemerintah yang fokus pada hilirisasi dan penguatan korporasi strategis nasional, turut terlibat dalam proses tersebut.

“Dalam hal ini macam-macam, karena kemudian ada juga Danantara yang ikut terlibat di situ karena ada proses korporasinya juga. Makanya minta tolong sabar dulu,” jelasnya.

Keterlibatan Danantara diduga terkait dengan peran pemerintah dalam menjaga stabilitas ekosistem digital nasional, mengingat GOTO dan Grab merupakan dua pemain utama dalam sektor layanan transportasi, pembayaran digital, dan e-commerce di Indonesia.

Sementara itu, belum ada penjelasan resmi mengenai peran BUMN dalam proses ini. Namun, analis menilai keterlibatan Telkom Group menjadi poin penting, mengingat perusahaan pelat merah tersebut telah berinvestasi besar di GOTO.

Investasi Telkom dan Telkomsel di GOTO

Sebagai informasi, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) mulai berinvestasi di GOTO sejak 18 Mei 2023, dengan membeli 29.708 lembar saham konversi senilai US$150 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.

Tak hanya itu, Telkomsel, anak usaha Telkom, juga memiliki 59.417 lembar saham tambahan hasil opsi pembelian saham (share purchase option) senilai US$300 juta, setara Rp4,29 triliun.

Dengan demikian, total investasi Telkom Group di GOTO mencapai US$450 juta atau sekitar Rp6,4 triliun.
Langkah ini menunjukkan komitmen Telkom Group dalam memperkuat sinergi ekosistem digital nasional, terutama di sektor e-commerce dan layanan ride-hailing yang kini menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.

Struktur Kepemilikan dan Manfaat Akhir GOTO

Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 31 Oktober 2025, penerima manfaat akhir (ultimate beneficial owners) GOTO terdiri dari Andre Soelistyo, Kevin Bryan Aluwi, Melissa Siska Juminto, dan William Tanuwijaya.
Keempatnya mengendalikan GOTO, baik secara langsung maupun melalui PT Saham Anak Bangsa.

Dengan kabar merger ini, pasar menilai peluang restrukturisasi kepemilikan bisa terbuka, terutama jika Grab akan mengambil porsi saham strategis di GOTO atau melakukan penggabungan entitas usaha di bawah satu holding digital raksasa.

Sentimen Pasar dan Potensi Sinergi GOTO–Grab

Investor menyambut positif isu merger GOTO dan Grab karena dianggap dapat mengurangi kompetisi langsung di pasar transportasi dan layanan digital, sekaligus memperkuat posisi perusahaan hasil merger di kawasan Asia Tenggara.

Analis memperkirakan, jika merger benar terjadi, potensi sinergi dapat mencakup:

  • Efisiensi operasional di sektor transportasi online dan pengantaran makanan;
  • Integrasi sistem pembayaran digital antara GoPay dan GrabPay;
  • Peningkatan valuasi perusahaan gabungan melalui efisiensi biaya dan basis pengguna yang lebih besar;
  • Daya saing lebih kuat menghadapi pemain global seperti TikTok Shop dan Shopee.

Namun, merger dua perusahaan besar ini juga menimbulkan tantangan regulasi, terutama terkait persaingan usaha dan dominasi pasar. Pemerintah Indonesia kemungkinan akan meninjau aspek hukum dan kepemilikan asing sebelum memberikan persetujuan akhir.

Kabar dari Istana mengenai pembahasan rencana merger GOTO–Grab menjadi katalis utama penguatan saham GOTO di perdagangan awal pekan ini.
Selain faktor isu merger, keterlibatan Danantara dan Telkom Group memperkuat sentimen positif investor terhadap prospek jangka panjang GOTO.

Meski belum ada konfirmasi resmi dari manajemen GOTO maupun Grab, pasar menilai langkah ini berpotensi menjadi merger teknologi terbesar di Asia Tenggara yang dapat mengubah peta persaingan ekonomi digital regional.

One thought on “Istana Beberkan Rencana Merger GOTO–Grab, Saham GOTO Melonjak 8,20%

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *