IHSG Dekati Level 8.000, Asing Justru Melego Saham-Saham Unggulan

IHSG

TradeSphereFx –  Meski IHSG melonjak 4,84% dalam sepekan terakhir, investor asing ramai-ramai melepas sejumlah saham besar seperti ANTM, ICBP, hingga GOTO. Apa alasannya? Simak ulasan lengkapnya.

IHSG Menguat Tajam, Sentimen Asing Jadi Motor Utama

Pasar saham Indonesia menutup perdagangan pekan lalu dengan catatan impresif. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sukses menguat hampir 5% dalam sepekan, menanjak ke posisi 7.898,37. Kinerja ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia, meski gejolak global masih menjadi tantangan.

Arus modal asing menjadi faktor pendorong utama. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), investor asing mencatatkan net buy Rp 4,86 triliun sepanjang pekan. Angka tersebut memperlihatkan bahwa minat global terhadap aset Indonesia tetap solid.

Namun menariknya, meski secara agregat asing masuk besar-besaran, ada sejumlah saham yang justru dilepas dalam jumlah cukup signifikan. Fenomena ini menandakan adanya strategi rotasi portofolio yang sedang dijalankan.

Perdagangan Pekan Lalu: Ramai dan Dinamis

Pada Jumat (16/8/2025), IHSG sempat terkoreksi tipis 0,41%. Meski demikian, koreksi ini lebih bersifat teknikal setelah reli panjang.

Aktivitas transaksi di bursa cukup padat dengan 47,80 miliar lembar saham berpindah tangan dan nilai transaksi mencapai Rp 30,97 triliun. Dari ribuan saham yang diperdagangkan, tercatat 229 saham naik, 432 saham turun, dan 139 stagnan.

Kondisi ini menunjukkan bahwa kenaikan IHSG tidak terjadi merata, melainkan lebih banyak ditopang oleh saham-saham tertentu. Sementara itu, saham yang dilepas asing memberi gambaran sektor mana yang sedang mengalami tekanan atau aksi ambil untung.

Saham-Saham yang Ditinggalkan Asing

Berikut daftar 10 saham dengan nilai net sell terbesar oleh investor asing sepanjang sepekan terakhir:

  1. Aneka Tambang (ANTM) – Rp 323,6 miliar
  2. Indofood CBP (ICBP) – Rp 185,8 miliar
  3. XL Axiata (EXCL) – Rp 143,78 miliar
  4. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) – Rp 142,32 miliar
  5. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT) – Rp 125,22 miliar
  6. Dian Swastatika Sentosa (DSSA) – Rp 69,68 miliar
  7. Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) – Rp 67,54 miliar
  8. Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) – Rp 58,86 miliar
  9. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) – Rp 53,97 miliar
  10. Kalbe Farma (KLBF) – Rp 49,55 miliar

Daftar ini memperlihatkan bahwa pelepasan tidak hanya terjadi pada saham komoditas, tetapi juga merata di sektor konsumsi, telekomunikasi, hingga teknologi.

Mengapa Asing Melego Saham-Saham Ini?

Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan langkah investor asing:

  • Profit Taking di Sektor Komoditas
    ANTM menjadi saham dengan net sell terbesar. Harga nikel dan emas yang fluktuatif membuat investor asing memilih mengamankan keuntungan setelah reli panjang.
  • Rotasi dari Saham Konsumer
    ICBP dan AMRT yang selama ini dianggap defensif juga dilepas asing. Valuasi yang tinggi bisa jadi alasan, sementara investor lebih memilih masuk ke sektor lain yang menjanjikan pertumbuhan lebih cepat.
  • Tekanan di Sektor Telekomunikasi
    EXCL mengalami tekanan seiring ketatnya persaingan tarif dan perlambatan pertumbuhan pelanggan.
  • Koreksi Saham Teknologi
    GOTO kembali masuk daftar jual asing. Meski punya ekosistem digital besar, tantangan profitabilitas membuat saham ini masih dianggap berisiko.
  • Diversifikasi Sektor Kesehatan dan Pakan Ternak
    KLBF, CPIN, dan JPFA dilepas bukan karena fundamental buruk, melainkan kemungkinan besar sebagai bagian dari strategi rotasi jangka pendek.

Peluang atau Ancaman Bagi Investor Lokal?

Bagi investor domestik, langkah asing melepas saham-saham besar bisa dilihat dari dua sisi:

  1. Sebagai peluang: Harga saham unggulan yang dilepas asing berpotensi terkoreksi, memberi kesempatan investor lokal untuk masuk di level yang lebih rendah.
  2. Sebagai peringatan: Rotasi asing sering kali menjadi cerminan pergeseran tren global. Jika asing menjauhi sektor tertentu, investor lokal perlu lebih hati-hati sebelum masuk terlalu dalam.

Dengan IHSG yang mendekati level psikologis 8.000, investor disarankan tetap disiplin, menjaga diversifikasi portofolio, dan tidak terbawa euforia semata.

Outlook IHSG ke Depan

Meski ada aksi jual di beberapa saham, tren jangka pendek IHSG masih menunjukkan momentum positif. Aliran dana asing yang konsisten masuk menjadi modal utama. Jika tren ini berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG akan menembus level 8.000 dalam waktu dekat.

Namun, investor harus tetap mewaspadai faktor eksternal seperti pergerakan harga komoditas, kebijakan suku bunga global, dan sentimen pasar Amerika Serikat serta Tiongkok yang masih menjadi penentu arah pasar.

IHSG menguat tajam 4,84% dalam sepekan, ditopang oleh net buy asing sebesar Rp 4,86 triliun. Namun, di balik optimisme tersebut, investor asing justru ramai-ramai melepas sejumlah saham besar seperti ANTM, ICBP, EXCL, hingga GOTO.

Bagi investor lokal, situasi ini bisa menjadi peluang emas untuk masuk ke saham unggulan dengan harga lebih menarik. Namun, kehati-hatian tetap dibutuhkan karena rotasi asing juga bisa menjadi sinyal adanya risiko di sektor tertentu.

Dengan strategi investasi yang bijak, investor Indonesia tetap bisa memanfaatkan momentum positif pasar modal, sekaligus menjaga portofolio tetap aman di tengah dinamika global.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *