IHSG ditutup melemah 0,11% ke 7.222 pada Rabu (11/6/2025). TLKM, KLBF, dan BBRI jadi top losers, sementara MBMA dan MDKA mencetak kenaikan tajam. Simak data lengkapnya!
TradesphereFx – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengakhiri perdagangan di zona merah pada Rabu, 11 Juni 2025. Meski pelemahannya terbilang tipis, tren penurunan ini menandai tekanan yang masih membayangi pasar modal domestik di tengah campuran sentimen global dan regional.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diakses melalui aplikasi RTI, IHSG terkoreksi 0,11% atau melemah sebesar 8,28 poin dan ditutup di level 7.222,45. Selama sesi perdagangan berlangsung, indeks utama ini cenderung bergerak lesu dan nyaris tak pernah meninggalkan zona negatif.
Berikut data historis pergerakan IHSG (IDX Composite) dari awal bulan hingga penutupan 11 Juni 2025, berdasarkan sumber terpercaya:
Tanggal | Penutupan | Arah Perubahan |
---|---|---|
3 Jun 2025 | 7.044,82 | −0,29% |
4 Jun 2025 | 7.069,04 | +0,34% |
5 Jun 2025 | 7.113,42 | +0,63% |
10 Jun 2025 | 7.230,75 | +1,65% |
11 Jun 2025 | 7.222,46 | −0,11% |
Sektor Keuangan Jadi Penekan Utama
Pelemahan IHSG kali ini dipicu oleh penurunan sektor keuangan yang menjadi pemberat terbesar. Sektor ini terkoreksi 0,30%, menandakan kehati-hatian pelaku pasar terhadap saham-saham perbankan besar yang menjadi konstituen utama indeks.
Sementara itu, sejumlah sektor lainnya justru menunjukkan performa yang solid. Sektor barang baku mencatatkan kenaikan tertinggi dengan lonjakan 2,00%, diikuti oleh sektor transportasi yang naik 1,43%, teknologi yang menguat 1,07%, serta properti dan real estate yang menanjak 1,00%. Sektor energi juga mengalami penguatan sebesar 0,65%, seiring dengan naiknya harga komoditas global seperti minyak dan batu bara.
Statistik Perdagangan: Volume Tinggi, Saham Variatif
Total volume perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia hari ini mencapai 30,89 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 15,71 triliun. Aktivitas perdagangan terpantau cukup aktif, mencerminkan respons pasar yang beragam terhadap rilis data ekonomi dan dinamika global.
Sebanyak 336 saham mengalami kenaikan harga, 256 saham mengalami penurunan, sementara 214 saham stagnan, menunjukkan bahwa pasar bergerak dengan kecenderungan sideways, namun disertai rotasi sektor yang cukup menarik perhatian.
Saham Terlemah (Top Losers) di LQ45
Dari kelompok saham unggulan di indeks LQ45, berikut tiga saham yang mencatatkan penurunan terdalam:
-
PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) – Saham emiten telekomunikasi pelat merah ini anjlok 3,78% ke level Rp 2.800 per lembar. Penurunan ini kemungkinan dipicu oleh aksi ambil untung setelah beberapa hari sebelumnya saham ini menguat.
-
PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) – Emiten farmasi besar ini terkoreksi 2,53% ke harga Rp 1.540 per saham. Sentimen negatif terhadap sektor defensif mungkin membuat investor lebih memilih sektor siklikal untuk sementara waktu.
-
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) – Salah satu saham blue chip di sektor perbankan ini melemah 1,93%, ditutup di Rp 4.070 per saham. Pelemahan sektor keuangan secara keseluruhan menjadi penekan utama saham ini.
Saham Terkuat (Top Gainers) di LQ45
Di sisi lain, ada beberapa saham yang justru mencetak kenaikan signifikan dan menjadi favorit investor dalam sesi perdagangan kali ini:
-
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) – Saham ini melesat 15,46% ke harga Rp 478 per saham. Kenaikan tajam ini kemungkinan didorong oleh spekulasi pasar terkait prospek cerah industri baterai dan kendaraan listrik (EV).
-
PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) – Emiten menara telekomunikasi ini mengalami penguatan 4,76% ke Rp 550 per lembar saham. Permintaan infrastruktur digital yang meningkat menjadi katalis utama.
-
PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) – Saham tambang emas dan tembaga ini naik 4,21% ke Rp 2.230 per saham, didorong oleh harga emas global yang menguat akibat kekhawatiran inflasi dan gejolak geopolitik.
Sentimen Pasar: Pengaruh Global dan Regional
Pelemahan IHSG terjadi di tengah kondisi pasar regional yang cenderung positif. Sejumlah bursa Asia seperti Nikkei dan Hang Seng justru menguat, dipicu oleh harapan akan pemangkasan suku bunga oleh The Fed dalam waktu dekat. Namun, investor domestik tampaknya masih menunggu kepastian arah kebijakan fiskal dan moneter dalam negeri pasca transisi pemerintahan.
Selain itu, volatilitas harga komoditas, perkembangan suku bunga global, dan pergerakan nilai tukar rupiah turut memengaruhi minat risiko investor pada aset berisiko seperti saham.
Strategi Wait and See Masih Mendominasi
Meskipun pelemahan IHSG relatif kecil, kecenderungan pasar yang masih wait and see menunjukkan bahwa pelaku pasar menahan diri untuk melakukan aksi beli besar-besaran, sambil menanti katalis positif yang lebih kuat. Arah IHSG dalam beberapa hari ke depan akan sangat ditentukan oleh rilis data ekonomi makro serta respons terhadap perkembangan global.
Untuk investor ritel, tetap disarankan melakukan diversifikasi portofolio dan memilih saham-saham yang memiliki fundamental kuat serta prospek jangka panjang yang menjanjikan. Sektor berbasis komoditas, teknologi, dan infrastruktur digital bisa menjadi area yang menarik untuk dicermati lebih lanjut.
One thought on “IHSG Melemah Tipis ke 7.222: Saham TLKM, KLBF, dan BBRI Paling Tertekan, Ini Rinciannya”