IHSG Menguat 1,02% Berkat Aksi Borong Saham Perbankan, Investor Asing Kembali Serbu Pasar

Perbankan

IHSG melesat 1,02% didorong aksi beli investor asing pada saham-saham perbankan pelat merah. Sektor utilitas, properti, finansial, dan energi memimpin kenaikan, diiringi penguatan rupiah dan sentimen positif global

TradeSphereFx – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan signifikan pada perdagangan Selasa pagi, 12 Agustus 2025. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks utama pasar modal Indonesia ini melesat 1,02% ke level yang lebih tinggi, dipicu oleh lonjakan permintaan terhadap saham-saham unggulan, terutama di sektor perbankan pelat merah.

Investor Asing Kembali ke Pasar Saham Indonesia

Setelah beberapa pekan cenderung melakukan aksi jual, investor asing akhirnya kembali menunjukkan minatnya terhadap pasar saham domestik. Data perdagangan BEI menunjukkan bahwa pada sesi perdagangan sebelumnya, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp849,85 miliar.

Tren positif ini memperlihatkan adanya sinyal kepercayaan dari pelaku pasar global terhadap prospek ekonomi Indonesia. Selain itu, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ikut menjadi katalis tambahan yang mendorong aliran modal masuk.

Saham-saham perbankan mendominasi daftar top buy asing. Bank Central Asia Tbk (BBCA) menempati posisi teratas dengan nilai pembelian bersih Rp425,1 miliar. Di posisi kedua, Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatatkan net buy Rp234,6 miliar. Tak hanya sektor finansial, emiten hiburan PT MD Pictures Tbk (FILM) juga masuk radar investor asing dengan net buy Rp117,2 miliar.

Sektor-Sektor Pendorong Kenaikan IHSG

Mengacu pada data Refinitiv, empat sektor mencatatkan kenaikan paling mencolok. Sektor utilitas menjadi juara dengan lonjakan 6,85%, diikuti sektor properti yang naik 2,07%, sektor finansial yang menguat 2,05%, dan sektor energi yang tumbuh 1,98%.

Kontribusi terbesar terhadap kenaikan IHSG datang dari Barito Renewables Energy Tbk (BREN), yang menyumbang 30,00 poin ke indeks. Harga saham BREN naik 10,06% ke level Rp8.750 per lembar, sekaligus mengerek kapitalisasi pasarnya menjadi Rp1.170 triliun.

Selain itu, Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) yang merupakan bagian dari Grup Sinar Mas juga memberi dorongan kuat, dengan kenaikan harga saham sebesar 7,12% ke Rp84.200 per lembar dan menambah 21,47 poin ke indeks.

Performa Saham Perbankan Pelat Merah

Di sektor perbankan, saham unggulan kompak menguat. BBCA naik 3,01% ke Rp8.550 per lembar, memberikan kontribusi 17,84 poin. BBRI menguat 2,97% ke Rp3.810, menambah 18,13 poin. Bank Mandiri Tbk (BMRI) turut terkerek 1,07% ke Rp4.720 per saham dengan kontribusi 4,38 poin, sementara Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) melonjak 3,19% ke Rp4.200 per lembar, menambah 4,63 poin ke IHSG.

Kenaikan harga saham perbankan ini mencerminkan kepercayaan pasar terhadap fundamental sektor finansial yang solid, terutama di tengah dorongan pemerintah untuk memperkuat inklusi keuangan dan mendorong pembiayaan sektor produktif.

Dukungan dari Penguatan Rupiah

Selain faktor domestik, penguatan nilai tukar rupiah juga menjadi pendorong utama IHSG. Mengacu pada data Refinitiv, rupiah menguat 0,12% dalam perdagangan terakhir, ditutup di posisi Rp16.265 per dolar AS.

Penguatan ini didorong oleh aliran modal asing yang kembali masuk, serta ekspektasi bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga acuan stabil untuk menjaga daya tarik aset berdenominasi rupiah.

Sentimen Positif dari Pasar Global

Kondisi pasar global juga memberi sentimen positif. Bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Asia mencatat kenaikan setelah rilis data inflasi AS menunjukkan tren penurunan. Hal ini memicu spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan menahan diri untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut, sehingga mengurangi tekanan pada pasar negara berkembang.

Investor global memanfaatkan momentum ini untuk kembali berinvestasi di pasar saham negara berkembang, termasuk Indonesia, yang menawarkan prospek pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan negara maju.

Prospek IHSG ke Depan

Analis pasar modal menilai IHSG masih memiliki ruang untuk melanjutkan penguatan selama arus masuk modal asing tetap terjaga dan fundamental ekonomi domestik stabil. Namun, investor juga diingatkan untuk memperhatikan risiko eksternal seperti fluktuasi harga komoditas global, ketidakpastian geopolitik, dan dinamika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Beberapa sektor yang diperkirakan menjadi motor penggerak IHSG dalam jangka pendek hingga menengah adalah:

  • Energi terbarukan, seiring komitmen pemerintah pada transisi energi.
  • Perbankan, yang diuntungkan dari pertumbuhan kredit dan profitabilitas yang stabil.
  • Properti dan konstruksi, yang mendapatkan dorongan dari proyek infrastruktur nasional.

Dengan kombinasi faktor domestik yang positif dan sentimen global yang kondusif, IHSG berpotensi mempertahankan tren kenaikan. Bagi investor, momentum ini dapat dimanfaatkan untuk melakukan akumulasi pada saham-saham unggulan dengan fundamental kuat, sambil tetap menerapkan manajemen risiko yang disiplin.

One thought on “IHSG Menguat 1,02% Berkat Aksi Borong Saham Perbankan, Investor Asing Kembali Serbu Pasar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *