IHSG dibuka naik 0,13% ke 8.348,03 pada 7 November 2025. Simak rekomendasi saham pilihan hari ini dari Mega Capital Sekuritas.
TradeSphereFx – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka naik tipis 0,13% atau 10,97 poin ke level 8.348,03 pada perdagangan Jumat (7/11/2025). Kenaikan ini mencerminkan sikap hati-hati investor di tengah tekanan eksternal dan sentimen negatif dari pasar global yang masih dibayangi kekhawatiran bubble di sektor kecerdasan buatan (AI).
Pada awal sesi perdagangan, tercatat 221 saham menguat, 156 melemah, dan 579 stagnan. Nilai transaksi pasar mencapai Rp493 miliar, melibatkan 853,4 juta saham dalam 68.870 kali transaksi. Aktivitas perdagangan yang relatif moderat menunjukkan pelaku pasar masih menanti arah baru menjelang rilis data ekonomi Amerika Serikat dan China pekan depan.
Pergerakan IHSG dan Sektor Penopang
Pada perdagangan Kamis (6/11), IHSG sebelumnya ditutup menguat 0,22% ke level 8.337,06. Penguatan dua hari beruntun ini menunjukkan adanya dorongan teknikal dari investor domestik setelah koreksi yang terjadi pada awal pekan. Namun, kenaikan indeks masih tergolong terbatas akibat minimnya katalis positif dari eksternal.
Dari 11 sektor utama di Bursa Efek Indonesia (BEI), tujuh sektor berhasil menguat, dipimpin oleh sektor industri yang naik 2,08%. Sektor ini didorong oleh saham-saham manufaktur dan konstruksi yang mendapatkan momentum positif dari optimisme belanja infrastruktur pemerintah pada kuartal IV.
Sementara itu, sektor non-cyclical justru melemah paling dalam sebesar 0,92%, terutama disebabkan oleh tekanan pada saham-saham big caps seperti TLKM dan UNVR. Kondisi ini membuat kenaikan IHSG terbatas, meskipun sektor industri mampu menahan koreksi yang lebih dalam.
Saham-saham seperti DSSA (+8,84%), BREN (+1,79%), dan BBRI (+0,50%) tercatat sebagai leading movers yang menopang pergerakan indeks. Sebaliknya, BBCA (-1,72%), BRMS (-5,88%), dan TLKM (-1,69%) menjadi kontributor terbesar penurunan IHSG pada sesi sebelumnya.
Dari sisi aliran dana, investor asing mencatatkan net sell Rp106,52 miliar di pasar reguler, dan Rp113,46 miliar di seluruh pasar. Arus keluar dana asing ini masih menjadi hambatan utama bagi laju indeks, seiring meningkatnya imbal hasil obligasi AS (US Treasury) yang membuat investor global lebih berhati-hati menempatkan dana di aset berisiko.
Sentimen Global: Bubble AI dan Wall Street Terkoreksi
Bursa saham global mengalami tekanan pada Kamis malam waktu AS. Dow Jones Industrial Average turun 0,84%, Nasdaq Composite anjlok 1,90%, dan S&P 500 melemah 1,12%. Pelemahan ini terjadi setelah kekhawatiran soal potensi bubble di sektor kecerdasan buatan (AI) meningkat.
Isu tersebut mencuat setelah CFO OpenAI, Sarah Friar, dalam wawancara publik menyebutkan perlunya dukungan jaminan utang (loan guarantee) dari pemerintah AS untuk mendanai pembangunan data center raksasa yang dibutuhkan guna menopang permintaan AI global. Pernyataan tersebut menimbulkan kekhawatiran bahwa valuasi perusahaan-perusahaan AI mungkin telah berada di zona berisiko dan berpotensi memicu koreksi di sektor teknologi.
Kondisi tersebut berdampak pada pasar Asia pagi ini, termasuk bursa Indonesia. Investor lokal memilih bersikap defensif, dengan kecenderungan melakukan rotasi portofolio ke sektor-sektor berisiko rendah seperti industri dasar, keuangan, dan energi.
Pergerakan Saham Unggulan: TINS dan BLUE Jadi Sorotan
Saham PT Timah Tbk (TINS) menjadi sorotan setelah terkoreksi 3,77% pada perdagangan kemarin. Pelemahan ini terjadi setelah kabar bahwa TINS batal masuk dalam MSCI Small Cap Indexes, yang semula diharapkan akan meningkatkan eksposur saham terhadap investor global.
Sebelumnya, TINS juga sempat masuk daftar papan pemantauan khusus (PPK) dan terkena suspensi perdagangan pada Oktober karena volatilitas harga yang tinggi. Arus keluar dana asing pada saham ini mencapai Rp21,12 miliar, dan secara teknikal TINS berpotensi melanjutkan koreksi menuju area Rp2.700, yang bertepatan dengan level EMA 21 pada grafik hourly.
Di sisi lain, saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) menarik perhatian pasar setelah kabar akuisisi oleh investor asal Hong Kong, Dragonmine Mining Limited. Dragonmine disebut berencana mengambil alih 334,4 juta lembar saham atau sekitar 80% kepemilikan BLUE, dengan total nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp792,52 miliar berdasarkan harga saham Rp2.370 per lembar.
Jika negosiasi ini terealisasi, BLUE berpotensi mendapatkan tambahan modal dan akses ekspansi ke pasar luar negeri, terutama di sektor sumber daya mineral dan energi.
Rekomendasi Saham Hari Ini
Berdasarkan analisis Mega Capital Sekuritas, berikut rekomendasi saham untuk perdagangan Jumat (7/11/2025):
- AADI – Buy di 8.575–8.650 | Target Price (TP): 8.750–8.875 | Stop Loss (SL): 8.100
- INET – Buy di 308–312 | TP: 318–330 | SL: 288
- WIFI – Buy di 3.320–3.350 | TP: 3.440–3.530 | SL: 3.110
- FUTR – Buy di 780–800 | TP: 825–850 | SL: 740
- CDIA – Buy di 1.790–1.800 | TP: 1.850–1.880 | SL: 1.680
Rekomendasi ini menitikberatkan pada saham-saham dengan likuiditas tinggi dan tren harga positif di tengah potensi konsolidasi IHSG. Investor disarankan memperhatikan pergerakan asing dan arah indeks global sebelum melakukan posisi agresif.
Prospek IHSG ke Depan: Konsolidasi di Zona 8.300
Secara teknikal, IHSG masih berada dalam fase konsolidasi di kisaran 8.300–8.370. Level psikologis 8.300 menjadi area support kuat, sementara 8.380–8.400 berperan sebagai resistance jangka pendek.
Jika tekanan eksternal dari Wall Street mereda dan sektor industri tetap positif, IHSG berpeluang menguji kembali area resistance tersebut dalam waktu dekat. Namun, potensi koreksi masih terbuka jika arus dana asing terus menunjukkan pola keluar (net sell).
Dalam jangka menengah, katalis positif dapat datang dari laporan keuangan emiten kuartal III/2025, peningkatan belanja pemerintah, serta stabilitas inflasi domestik yang relatif terkendali di bawah 3%. Faktor-faktor ini dapat menopang keyakinan investor terhadap prospek pasar saham Indonesia menjelang akhir tahun.
IHSG Masih Tertopang, tapi Butuh Katalis Baru
Kenaikan tipis IHSG pada awal perdagangan Jumat menandakan pasar masih solid di tengah tekanan global. Dukungan utama berasal dari sektor industri dan pergerakan positif beberapa saham unggulan, meski aksi jual asing masih menekan ruang penguatan.
Dalam jangka pendek, IHSG diperkirakan bergerak terbatas dengan kecenderungan sideways positif, menunggu sinyal baru dari pasar global dan arah suku bunga The Fed. Investor disarankan tetap selektif dengan fokus pada saham berfundamental kuat dan defensif terhadap volatilitas eksternal.
One thought on “IHSG Naik 0,13% di Awal Perdagangan 7 November 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini”