BPS melaporkan impor Oktober 2025 turun 1,15% menjadi US$ 21,84 miliar. Penurunan terutama berasal dari migas.
TradeSphereFx – Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis data perdagangan Indonesia untuk periode Oktober 2025. Dalam laporan resmi yang disampaikan pada Senin (1/12/2025), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, memaparkan bahwa nilai impor Indonesia pada Oktober 2025 mencapai US$ 21,84 miliar, turun 1,15% dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terjadi di tengah dinamika ekonomi global, pergerakan harga komoditas, serta kebutuhan industri dalam negeri yang terus berubah.
Kinerja Impor Indonesia di Oktober 2025
Penurunan Impor Secara Bulanan
Impor Indonesia pada Oktober 2025 melambat setelah sebelumnya mencatat peningkatan pada September. Total nilai impor sebesar US$ 21,84 miliar tersebut menandai penurunan 1,15% secara month-to-month (mtm). Kondisi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, mulai dari pelemahan impor migas hingga penurunan permintaan beberapa jenis barang konsumsi dan barang penolong.
Dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Pudji menjelaskan bahwa pergerakan impor pada bulan tersebut menunjukkan perubahan pola belanja luar negeri Indonesia.
“Pada Oktober 2025 impor tercatat US$ 21,84 miliar, turun 1,15%,” ujar Pudji.
Penurunan ini menambah catatan bahwa sebagian pelaku industri menyesuaikan kebutuhan bahan baku dan barang modal di tengah kondisi ekonomi global yang masih penuh ketidakpastian.
Performa Impor Migas dan Nonmigas
Impor Nonmigas Masih Tumbuh
Meski total impor turun, impor nonmigas justru meningkat 3,26% menjadi US$ 19,03 miliar. Kenaikan ini menunjukkan bahwa sektor industri manufaktur masih memiliki permintaan yang cukup stabil terhadap bahan baku maupun barang penolong.
Kenaikan impor nonmigas menjadi indikator penting bahwa produksi di sejumlah sektor industri domestik tetap berjalan dan memerlukan pasokan dari luar negeri untuk menjaga operasional.
Impor Migas Turun Tajam
Sebaliknya, impor migas mengalami penurunan signifikan. Nilainya tercatat US$ 2,81 miliar, atau turun 23,32% dibanding bulan sebelumnya. Penurunan tajam ini menjadi penyumbang utama melemahnya total impor Indonesia pada Oktober 2025.
BPS menegaskan bahwa penurunan tahunan (year-on-year) impor migas memberikan kontribusi andil -3,87%, menjadi faktor dominan di balik merosotnya total nilai impor nasional.
Perincian Impor Berdasarkan Penggunaan Barang
Berdasarkan penggunaan barang (broad economic categories), sebagian besar kelompok mengalami penurunan pada Oktober 2025. BPS mencatat:
Barang Konsumsi
Impor barang konsumsi turun 1,93%. Penurunan ini dapat mencerminkan dua hal penting:
- Penyesuaian permintaan domestik terhadap barang konsumsi impor
- Peningkatan produksi dalam negeri yang mulai mampu memenuhi sebagian kebutuhan pasar
Barang konsumsi impor kerap mencakup produk kebutuhan rumah tangga, makanan, minuman, hingga barang kesehatan tertentu.
Barang Penolong
Impor barang penolong juga mengalami penurunan cukup besar, yakni 5,18%. Barang penolong biasanya terkait dengan bahan baku industri, seperti kimia, logam, serta komponen manufaktur.
Penurunan ini mengindikasikan bahwa sejumlah industri mungkin sedang mengurangi aktivitas produksi, menyesuaikan inventori, atau menunggu kondisi ekonomi global yang lebih kondusif.
Barang Modal
Berbeda dengan dua kategori sebelumnya, impor barang modal justru naik signifikan sebesar 15,24%. Kenaikan ini menunjukkan adanya investasi dan ekspansi industri yang terus berlangsung.
Barang modal mencakup mesin, peralatan berat, dan perlengkapan yang digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Lonjakan pada kategori ini sering kali menjadi sinyal positif bagi prospek ekonomi jangka menengah, karena menggambarkan keyakinan pelaku industri terhadap permintaan masa depan.
Negara Asal Impor Utama Indonesia
Secara negara asal, BPS mencatat bahwa tiga negara utama pemasok barang impor ke Indonesia pada periode Januari–Oktober 2025 adalah:
- China
- Jepang
- Amerika Serikat
Ketiganya memiliki pangsa gabungan 37,84% dari total impor Indonesia. China tetap menjadi mitra terbesar, terutama dalam kategori elektronik, mesin, dan barang konsumsi. Jepang mendominasi mesin dan peralatan industri, sementara Amerika Serikat banyak memasok bahan baku serta barang berteknologi tinggi.
Konsentrasi impor pada tiga negara besar ini menunjukkan ketergantungan industri Indonesia terhadap pasokan yang bersumber dari kawasan Asia Timur dan Amerika Utara.
Impor Turun di Tengah Dinamika Industri dan Global
Laporan BPS untuk Oktober 2025 memberikan gambaran bahwa aktivitas impor Indonesia masih bergerak fluktuatif. Penurunan 1,15% menjadi US$ 21,84 miliar terutama disebabkan oleh melemahnya impor migas, sementara impor nonmigas masih tumbuh positif.
Peningkatan barang modal juga menjadi indikator penting bahwa beberapa pelaku usaha tetap optimistis terhadap prospek industri ke depan. Namun, penurunan barang konsumsi dan barang penolong mencerminkan adanya kehati-hatian di level produksi.
Dengan global yang masih tidak stabil, kinerja impor Indonesia kemungkinan akan terus dipengaruhi oleh perubahan harga komoditas, kebijakan perdagangan internasional, serta kebutuhan industri dalam negeri menuju akhir tahun.
One thought on “Impor RI Turun 1,15% Jadi US$ 21,84 M, Rilis BPS Desember 2025”