TradeSphereFx – Di tengah ketidakpastian ekonomi, industri alat berat tetap tangguh. SKRN buktikan tren positif di 2025 lewat stabilnya permintaan alat berat angkat.
Ketidakpastian ekonomi global dan tekanan terhadap sektor konstruksi serta infrastruktur domestik nyatanya belum memberikan dampak besar terhadap industri alat berat angkat di Indonesia. Di tengah perlambatan investasi proyek besar, salah satu emiten penyedia jasa crane nasional, PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN), masih menunjukkan performa positif sepanjang 2025.
Hal ini diungkapkan oleh Corporate Secretary SKRN, Eddy Gunawan, dalam wawancara bersama CNBC Indonesia dalam program Closing Bell (Jumat, 10 Oktober 2025).
Tren Industri: Stabil Meski Sektor Konstruksi Melemah
Eddy menjelaskan bahwa meskipun sektor konstruksi dan infrastruktur mengalami perlambatan, kebutuhan terhadap alat berat angkat seperti crawler crane dan mobile crane masih cukup stabil.
“Permintaan alat berat angkat tidak sepenuhnya bergantung pada proyek-proyek mega infrastruktur saja, tapi juga berasal dari proyek-proyek industri, perawatan pabrik, hingga pengembangan kawasan industri,” jelas Eddy.
Berbeda dengan alat berat di sektor pertambangan yang lebih fokus pada aktivitas earth moving, alat berat angkat memiliki kegunaan spesifik dan strategis — terutama untuk pengangkatan material berat dalam ruang terbatas atau area konstruksi yang kompleks.
Fokus SKRN pada Efisiensi Operasional dan Diversifikasi Proyek
SKRN mencatat bahwa meskipun ada penurunan permintaan di beberapa segmen industri, perusahaan berhasil menjaga kinerja tetap stabil berkat diversifikasi klien dan proyek.
Di antaranya:
-
Proyek pengembangan kawasan industri baru di Jawa dan Kalimantan
-
Pemeliharaan fasilitas manufaktur besar
-
Proyek energi terbarukan seperti PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) dan pembangkit listrik skala kecil
-
Dukungan alat berat untuk sektor migas dan energi
Strategi efisiensi operasional dan optimalisasi utilisasi armada crane menjadi kunci keberhasilan SKRN dalam menjaga margin keuntungan di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Karakteristik Pasar Alat Berat Angkat: Niche tapi Bernilai Tinggi
Pasar alat berat angkat cenderung lebih niche dibandingkan pasar alat berat tambang atau konstruksi massal. Namun demikian, barrier to entry yang tinggi dan kebutuhan tenaga kerja terampil menjadikan pasar ini relatif stabil dan tidak mudah terganggu kompetitor baru.
SKRN sebagai pemain lama dalam industri ini memiliki:
-
Armada crane dengan kapasitas angkat hingga ratusan ton
-
SDM bersertifikasi operator alat berat
-
Sistem maintenance dan monitoring berbasis teknologi
-
Jaringan proyek yang tersebar di seluruh Indonesia
Hal ini memberikan keunggulan kompetitif dan meningkatkan kepercayaan dari kontraktor besar maupun perusahaan BUMN.
Ketidakpastian Ekonomi Global: Ancaman atau Peluang?
Di tengah ancaman perlambatan ekonomi global dan ketegangan geopolitik, banyak sektor terdampak secara langsung. Namun untuk industri alat berat angkat, kondisi ini juga membuka peluang baru, terutama dari proyek-proyek industrialisasi dalam negeri.
Eddy Gunawan menilai bahwa pergeseran kebijakan investasi pemerintah ke arah penguatan industri dalam negeri, pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK), dan hilirisasi komoditas membuka permintaan baru untuk jasa alat berat angkat.
“Kami optimistis bahwa selama pembangunan terus berlangsung — meskipun skalanya berbeda — kebutuhan terhadap crane akan tetap ada,” kata Eddy.
Transformasi Digital dan Efisiensi Operasional
Selain menjaga utilisasi alat berat, SKRN juga berfokus pada digitalisasi dalam proses monitoring dan pengelolaan armada. Dengan sistem tracking digital, perusahaan bisa mengatur logistik alat berat secara efisien, menekan downtime, serta mengoptimalkan rotasi proyek antarwilayah.
Transformasi digital juga diterapkan untuk:
-
Manajemen aset dan maintenance
-
Integrasi pemesanan dan logistik dengan klien
-
Analisis beban kerja operator dan efisiensi bahan bakar
Langkah-langkah ini tak hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga menjadi nilai tambah saat bersaing dalam tender proyek-proyek strategis.
Prospek Industri Alat Berat Hingga 2026
Berdasarkan data dari Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) dan Gabungan Industri Alat Berat Indonesia (GIABI), permintaan alat berat diperkirakan tetap tumbuh moderat 5–7% per tahun hingga 2026, dengan segmen alat berat angkat menjadi salah satu kontributor stabil.
Didorong oleh:
-
Proyek transisi energi
-
Perluasan kawasan industri
-
Proyek konstruksi pelabuhan, bandara, dan logistik
-
Revitalisasi pabrik di sektor manufaktur berat
Hal ini membuat SKRN dan perusahaan sejenis tetap memiliki ruang tumbuh yang menarik di tengah ketidakpastian global.
Adaptif dan Fokus pada Peluang Nyata
Industri alat berat, terutama di segmen pengangkatan (lifting), terbukti lebih tahan terhadap guncangan ekonomi makro dibandingkan sektor lain. Meskipun permintaan dari konstruksi skala besar melambat, kebutuhan akan crane dan alat berat angkat tetap berjalan karena sifat proyeknya yang lebih spesifik dan teknis.
PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN) menunjukkan bahwa dengan strategi diversifikasi proyek, efisiensi operasional, dan transformasi digital, perusahaan dapat tetap bertumbuh bahkan di tengah tekanan ekonomi.
Industri alat berat Indonesia memang menghadapi tantangan. Namun, dengan pendekatan yang adaptif dan fokus pada peluang nyata, prospek ke depan tetap menjanjikan.