Gubernur Bank of England Andrew Bailey memperingatkan risiko krisis keuangan seperti 2008 bisa terulang setelah dua perusahaan AS bangkrut.
TradeSphereFx – Gubernur Bank of England (BoE) Andrew Bailey memberikan peringatan keras kepada pasar keuangan global. Dalam rapat dengan Komite House of Lords Inggris, Bailey menilai bahwa tanda-tanda krisis keuangan 2008 bisa saja muncul kembali.
Peringatan ini muncul setelah dua perusahaan asal Amerika Serikat, First Brands (pemasok suku cadang mobil) dan Tricolor (pemberi pinjaman mobil subprime), resmi bangkrut pada Oktober 2025. Menurut Bailey, dua kegagalan ini bukan sekadar kasus individual — tetapi bisa menjadi “burung kenari di tambang batu bara,” yaitu tanda bahaya dini bagi sistem keuangan dunia.
Kekhawatiran Bank of England: Skenario Krisis 2008 Bisa Terulang
Mengutip laporan BBC, Andrew Bailey menilai situasi yang sedang berkembang di pasar keuangan AS perlu disikapi “sangat serius.”
“Pertanyaan besarnya adalah apakah kasus ini khas, atau apakah mereka merupakan sinyal awal akan masalah yang lebih besar di sistem keuangan global,” ujar Bailey, dikutip Jumat (24/10/2025).
Ia kemudian menarik paralel langsung dengan krisis finansial global 2008, ketika ledakan pinjaman subprime mortgage di Amerika Serikat menular ke seluruh dunia dan memicu kehancuran sistem perbankan.
Bailey menegaskan bahwa struktur kredit saat ini, terutama di sektor private credit market, mulai memperlihatkan pola serupa dengan pemotongan dan pembagian struktur pinjaman (loan slicing and packaging) yang dulu menjadi biang krisis 2008.
Bangkrutnya First Brands dan Tricolor: Sinyal Bahaya Baru
Kebangkrutan First Brands dan Tricolor memicu kekhawatiran tentang kualitas aset kredit swasta.
Pasar private credit sendiri berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir — menjadi alternatif pendanaan bagi perusahaan di luar sistem perbankan tradisional.
Namun, di balik pertumbuhan itu, banyak analis memperingatkan soal kurangnya transparansi dan penilaian risiko yang lemah.
Bailey menilai bahwa struktur pinjaman yang terlalu kompleks bisa menyembunyikan risiko sistemik, sama seperti yang terjadi sebelum krisis keuangan 2008.
“Sebelum krisis 2008, banyak pihak percaya pinjaman subprime terlalu kecil untuk menimbulkan efek sistemik. Namun, kita tahu itu ternyata panggilan yang salah,” ujar Bailey.
Bank of England Akan Gelar Stress Test Ekuitas Swasta
Sebagai langkah pencegahan, Bank of England (BoE) akan melakukan stress test terhadap perusahaan ekuitas swasta dan lembaga kredit non-bank.
Tujuannya, untuk menilai seberapa besar dampak kebangkrutan seperti First Brands dan Tricolor terhadap stabilitas sistem keuangan Inggris dan global.
“Jika Anda pernah terlibat sebelum krisis keuangan 2008, lonceng alarm mulai berbunyi ketika hal-hal seperti ini terjadi,” kata Bailey dengan nada waspada.
Langkah BoE ini menandai meningkatnya kekhawatiran bahwa kredit swasta dan aset non-bank bisa menjadi titik lemah baru di sistem keuangan modern — mirip seperti subprime mortgage dua dekade lalu.
Wakil Gubernur BoE: “Kami Melihat Paralel dengan Krisis Keuangan Global”
Dalam kesempatan yang sama, Sarah Breeden, Wakil Gubernur BoE untuk Stabilitas Keuangan, turut menegaskan kekhawatiran tersebut.
“Kami dapat melihat kerentanan di sini,” katanya. “Kami dapat melihat paralel yang mengingatkan pada krisis keuangan global.”
Menurut Breeden, banyak lembaga keuangan kini terlalu bergantung pada pendanaan jangka pendek untuk membiayai aset berisiko tinggi. Ketika pasar memburuk, sistem ini bisa dengan cepat mengalami tekanan likuiditas yang memicu efek domino.
Jamie Dimon: “Satu Kecoak, Banyak Lagi di Belakangnya”
Peringatan serupa juga datang dari Jamie Dimon, CEO JPMorgan Chase, bank terbesar di Amerika Serikat. Dalam wawancara dengan analis keuangan pekan lalu, Dimon menyamakan kebangkrutan First Brands dan Tricolor dengan kemunculan satu kecoak di dapur.
“Antena saya akan terangkat ketika hal-hal seperti itu terjadi,” ujar Dimon. “Saya mungkin tidak seharusnya mengatakannya, tetapi ketika Anda melihat satu kecoak, mungkin ada lebih banyak lagi.”
Ungkapan ini menggambarkan pandangan skeptis dunia perbankan terhadap kondisi kredit swasta AS yang kini membengkak menjadi lebih dari USD 1,7 triliun secara global, menurut data PitchBook.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Krisis Keuangan 2008?
Krisis finansial 2008 berawal dari pinjaman subprime yang gagal bayar, lalu menyebar ke sistem perbankan global karena instrumen derivatif seperti CDO (Collateralized Debt Obligation).
Skenario serupa bisa terjadi lagi jika pasar private credit saat ini dibiarkan tanpa pengawasan ketat.
Perbedaannya, jika dulu sumber risiko berasal dari bank besar seperti Lehman Brothers, kali ini risikonya datang dari lembaga keuangan non-bank dan dunia ekuitas swasta yang lebih sulit dipantau regulator.
Langkah Bank of England melakukan stress test dinilai tepat untuk mengukur sejauh mana sistem keuangan modern siap menghadapi guncangan baru.
Peringatan dari Gubernur Bank of England Andrew Bailey menjadi alarm dini bagi dunia keuangan.
Kebangkrutan dua perusahaan AS dan kemiripan pola pinjaman di sektor kredit swasta membuat banyak pihak mulai mengingat bayang-bayang krisis keuangan 2008.
Dengan rencana stress test dan meningkatnya koordinasi antar bank sentral, diharapkan potensi krisis bisa diantisipasi lebih awal. Namun, jika pasar terus mengabaikan tanda-tandanya, dunia mungkin sekali lagi menghadapi krisis serupa — hanya dalam wajah yang berbeda.