Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) Melonjak 32% di Kuartal III-2025

laba

TradeSphereFx –  Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) naik 32,16% di Kuartal III-2025, didorong pertumbuhan pendapatan dari segmen komunikasi data dan internet. Simak rincian kinerja keuangan BALI yang mencerminkan tren positif industri menara telekomunikasi.

Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) menunjukkan tren pertumbuhan positif sepanjang kuartal III-2025, menegaskan posisi perusahaan sebagai salah satu emiten menara dan jaringan telekomunikasi terdepan di Indonesia.

Berdasarkan laporan Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diterbitkan pada Kamis (16/10/2025), BALI mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 138,72 miliar. Angka ini melonjak 32,16% secara tahunan (year-on-year / YoY) dibandingkan dengan laba bersih kuartal III-2024 yang sebesar Rp 104,96 miliar.

Peningkatan ini menegaskan kemampuan Bali Towerindo Sentra (BALI) menjaga momentum pertumbuhan di tengah kompetisi yang ketat dalam industri telekomunikasi nasional. Selain itu, kinerja yang impresif ini mencerminkan strategi bisnis perusahaan yang adaptif terhadap kebutuhan pasar, khususnya dalam memperluas layanan berbasis data dan konektivitas digital.

Peningkatan Pendapatan dan Kontributor Utama

Dari sisi pendapatan, Bali Towerindo Sentra (BALI) mencatat lonjakan signifikan sebesar 22,15% YoY, dengan total pendapatan mencapai Rp 922,01 miliar pada kuartal III-2025. Tahun sebelumnya, pendapatan BALI berada di level Rp 754,76 miliar.

Pertumbuhan ini terutama ditopang oleh segmen komunikasi data, internet, televisi kabel, dan jasa VSAT RTGS, yang memberikan kontribusi sebesar Rp 500,80 miliar, naik tajam dari Rp 332,32 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kinerja gemilang di segmen ini menegaskan arah strategis BALI dalam menggenjot bisnis digital dan layanan berbasis data.

Namun, pendapatan dari pos menara dan jaringan mengalami sedikit penurunan menjadi Rp 421,21 miliar dari Rp 422,44 miliar. Penurunan kecil ini mencerminkan adanya pergeseran fokus pasar, di mana kebutuhan terhadap layanan data meningkat pesat, sementara pembangunan menara baru cenderung melambat akibat tingginya biaya investasi fisik dan tren sharing infrastructure di antara operator.

Meski demikian, total pendapatan yang tumbuh dua digit menunjukkan kemampuan BALI untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika bisnis telekomunikasi.

Analisis Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI)

Pertumbuhan Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) pada kuartal III-2025 tidak lepas dari efisiensi operasional dan strategi peningkatan margin kotor.
Beban pokok pendapatan perusahaan meningkat menjadi Rp 445,87 miliar, naik dari Rp 339,57 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Kenaikan beban ini disebabkan oleh peningkatan biaya infrastruktur dan pemeliharaan jaringan fiber optik.

Namun, pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi berhasil menjaga tingkat profitabilitas.
BALI membukukan laba kotor sebesar Rp 476,13 miliar, naik dari Rp 415,18 miliar pada kuartal III-2024. Artinya, margin laba kotor masih berada pada level yang sehat.

BALI juga terus memperluas portofolio bisnis digitalnya, dengan fokus pada layanan komunikasi data, TV kabel, dan jaringan serat optik (fiber optic) di kawasan urban. Langkah ini dianggap strategis karena permintaan terhadap data dan internet terus melonjak, seiring meningkatnya penetrasi 5G, smart home, serta layanan streaming di Indonesia.

Kondisi Neraca dan Posisi Keuangan BALI

Berdasarkan laporan keuangan, saldo kas dan bank BALI per kuartal III-2025 tercatat sebesar Rp 322,90 miliar, menurun dibanding posisi Rp 367,33 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas investasi dan ekspansi jaringan yang agresif sepanjang 2025.

Dari sisi neraca, total aset BALI meningkat menjadi Rp 6,33 triliun, naik dari Rp 6,07 triliun pada 31 Desember 2024.
Sementara liabilitas perusahaan juga naik menjadi Rp 3,80 triliun dari sebelumnya Rp 3,49 triliun, yang mencerminkan peningkatan pinjaman jangka panjang guna mendukung proyek infrastruktur telekomunikasi baru.

Sebaliknya, ekuitas BALI sedikit menurun menjadi Rp 2,52 triliun dari Rp 2,58 triliun. Penurunan ini dapat dikaitkan dengan distribusi dividen serta pengaruh fluktuasi aset non-lancar.

Secara keseluruhan, posisi keuangan BALI masih dalam kondisi solid dengan rasio utang terhadap ekuitas (DER) yang tetap terkendali. Hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dengan manajemen risiko keuangan yang prudent.

Prospek Industri Telekomunikasi dan Posisi Strategis BALI

Kenaikan Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) mempertegas peran perusahaan di tengah momentum pertumbuhan industri menara telekomunikasi dan jaringan data di Indonesia.
Seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas, perusahaan penyedia infrastruktur seperti BALI berada di posisi yang sangat strategis.

Industri telekomunikasi nasional saat ini tengah memasuki fase akselerasi digital, dengan penetrasi internet yang telah melampaui 80% populasi. Permintaan terhadap bandwidth dan layanan data meningkat tajam, terutama di kawasan urban dan pinggiran kota.

Pemerintah juga terus mendorong program pemerataan akses broadband dan penguatan jaringan 5G, yang menjadi katalis positif bagi pemain seperti BALI.
Dengan strategi diversifikasi ke layanan TV kabel, internet broadband, dan konektivitas data, BALI mampu memperluas sumber pendapatan di luar bisnis menara konvensional.

Menurut data BEI, sektor telekomunikasi diproyeksikan akan tumbuh rata-rata 10–15% per tahun hingga 2028, seiring dengan meningkatnya digitalisasi ekonomi dan konsumsi data nasional. Dengan posisi fundamental yang kuat dan strategi ekspansi yang jelas, BALI berpotensi menjadi salah satu penerima manfaat utama dari tren ini.

Kinerja Solid di Tengah Dinamika Sektor Telekomunikasi

Secara keseluruhan, Laba Bersih Bali Towerindo Sentra (BALI) yang naik 32,16% pada kuartal III-2025 mencerminkan fundamental keuangan yang sehat dan strategi bisnis yang tepat.
Perusahaan berhasil menjaga pertumbuhan laba di tengah meningkatnya beban operasional, serta memperkuat portofolio bisnis di sektor data dan jaringan digital.

Jika tren positif ini terus berlanjut hingga akhir tahun, BALI berpotensi mencatatkan rekor kinerja tertinggi dalam lima tahun terakhir, sekaligus memperkuat reputasinya sebagai emiten telekomunikasi unggulan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan manajemen keuangan yang hati-hati, ekspansi yang agresif namun terukur, serta peluang dari transformasi digital nasional, BALI diperkirakan akan tetap menjadi pemain penting dalam ekosistem konektivitas Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *