OJK Bongkar Dugaan Fraud di Bank Woori Saudara: Perusahaan Ekspor Diselidiki, Pengawasan Diperketat!

Fraud

OJK tengah menyelidiki dugaan fraud di Bank Woori Saudara dan keterlibatan pihak ketiga, termasuk perusahaan ekspor. Penguatan tata kelola dan sistem pengendalian internal jadi prioritas pencegahan.

TradeSphereFx –  Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kembali menegaskan komitmennya dalam menjaga integritas sistem perbankan nasional dengan melakukan penyelidikan mendalam terhadap dugaan fraud yang terjadi di PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (BWS). Kasus ini menarik perhatian publik karena diduga melibatkan pihak ketiga, termasuk perusahaan ekspor, yang kini turut dalam radar pengawasan regulator.

Dalam pernyataan resminya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa OJK telah mencermati secara cermat seluruh perkembangan kasus ini dan menindaklanjuti berdasarkan fungsi pengawasan yang dimiliki oleh lembaga tersebut, khususnya dalam sektor perbankan.

“Kami mencermati dengan seksama perkembangan dugaan kasus fraud yang terjadi dan menindaklanjuti sejalan fungsi pengawasan, khususnya pengawasan perbankan,” tegas Dian dalam pernyataan tertulis OJK, Kamis, 7 Agustus 2025.

Keterlibatan Perusahaan Ekspor dalam Investigasi

Salah satu aspek yang menjadi perhatian serius adalah dugaan adanya keterlibatan perusahaan ekspor dalam skema fraud ini. Meskipun OJK belum merilis nama perusahaan yang diduga terlibat, indikasi adanya hubungan dengan pihak eksternal menjadi fokus utama investigasi lanjutan.

Hal ini membuka spekulasi lebih luas tentang sejauh mana jejaring fraud tersebut berlangsung, serta potensi risiko sistemik jika tidak segera ditangani secara menyeluruh.

“OJK juga sedang menelusuri lebih dalam keterlibatan pihak ketiga, termasuk dugaan keterlibatan perusahaan ekspor,” lanjut Dian.

OJK menekankan bahwa penyelidikan ini dilakukan untuk memastikan bahwa seluruh komponen dalam ekosistem perbankan tetap berjalan sesuai prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, dan integritas.

Penguatan Tata Kelola dan Sistem Pengendalian Internal

Sebagai bagian dari respons preventif, OJK kembali mengingatkan seluruh institusi perbankan nasional untuk memperkuat tata kelola perusahaan, terutama dalam aspek sistem pengendalian internal dan manajemen risiko. Langkah ini dinilai penting guna mencegah terulangnya kasus fraud serupa di masa depan.

“OJK secara berkelanjutan mendorong penguatan tata kelola, sistem pengendalian internal, dan manajemen risiko di seluruh perbankan,” ujar Dian.

Langkah-langkah ini merupakan bagian dari upaya regulator untuk mengurangi potensi celah dalam pengawasan internal perbankan yang kerap menjadi pintu masuk praktik-praktik penyimpangan.

Pengawasan Berbasis Risiko Diperkuat

Selain memperkuat sistem internal bank, OJK juga terus mendorong implementasi pengawasan berbasis risiko (risk-based supervision). Pendekatan ini memungkinkan pengawasan dilakukan secara lebih proaktif dan terfokus pada titik-titik rawan yang rentan terhadap kecurangan atau ketidaksesuaian dengan aturan.

Dalam hal ini, OJK tidak hanya bertindak reaktif terhadap kasus yang sudah terjadi, tetapi juga aktif mengambil langkah pencegahan melalui pemetaan risiko dan analisis mendalam terhadap perilaku lembaga keuangan.

“Kami tidak hanya menindak setelah kejadian, tetapi juga mengambil langkah-langkah pencegahan secara proaktif,” tegas Dian.

Langkah ini sejalan dengan tujuan OJK untuk menjaga stabilitas dan kepercayaan publik terhadap sistem keuangan nasional, terutama sektor perbankan yang menjadi tulang punggung ekonomi.

Evaluasi Budaya Kepatuhan dan SDM Perbankan

Dalam investigasi dan upaya pencegahan ini, OJK juga menyoroti pentingnya budaya kepatuhan (compliance culture) yang harus diinternalisasi dalam setiap lini operasional perbankan. Evaluasi terhadap sumber daya manusia (SDM) menjadi krusial, mengingat banyak kasus fraud bermula dari lemahnya integritas atau pengawasan terhadap pegawai internal.

Bank-bank di Indonesia diimbau untuk melakukan audit menyeluruh terhadap SDM, termasuk pelatihan etika, penguatan budaya kerja bersih, dan insentif untuk pelaporan pelanggaran (whistleblower system).

Dengan langkah ini, OJK berharap perbankan tidak hanya patuh terhadap regulasi secara administratif, tetapi juga memiliki ketahanan moral dalam menjalankan operasional bisnisnya.

Dampak Sistemik dan Perlunya Tindakan Tegas

Meskipun rincian kerugian atau skema fraud di Bank Woori Saudara belum diungkapkan secara resmi ke publik, kasus ini tetap menjadi peringatan serius akan potensi gangguan stabilitas perbankan jika pengawasan tidak diperketat. Terlebih jika keterlibatan pihak ketiga seperti perusahaan ekspor terbukti, maka potensi kerusakan tidak hanya menyasar sektor keuangan, tetapi juga hubungan lintas industri.

Untuk itu, OJK dipastikan akan mengambil langkah tegas sesuai peraturan perundang-undangan, baik melalui sanksi administratif maupun tindakan hukum jika terbukti ada pelanggaran berat.

Pengawasan OJK Menjadi Kunci Kepercayaan Publik

Kasus dugaan fraud di Bank Woori Saudara menjadi pengingat bahwa meskipun sistem keuangan Indonesia telah semakin modern dan digital, pengawasan yang ketat dan tata kelola yang kuat tetap menjadi fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik.

Komitmen OJK untuk menelusuri kasus ini hingga tuntas, sekaligus memperkuat sistem pencegahan di semua lini, merupakan langkah penting agar kasus serupa tidak terulang. Transparansi, akuntabilitas, dan integritas harus menjadi prinsip tak tergoyahkan dalam industri perbankan nasional, terlebih di tengah semakin kompleksnya lanskap bisnis dan teknologi keuangan.

One thought on “OJK Bongkar Dugaan Fraud di Bank Woori Saudara: Perusahaan Ekspor Diselidiki, Pengawasan Diperketat!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *