TradeSphereFx – Harga emas yang melonjak tajam mendorong investor Indonesia mulai beralih ke perak. Kini, logam mulia yang lebih terjangkau ini jadi incaran karena potensi keuntungannya yang dinilai masih besar.
Emas Melonjak Terlalu Tinggi, Investor Indonesia Kini Berburu Perak sebagai Alternatif Menjanjikan
Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan lonjakan harga emas yang belum menunjukkan tanda-tanda melambat, para investor di Indonesia mulai mengalihkan perhatian mereka ke perak. Tren ini kian terasa sejak awal tahun 2025, ketika harga emas terus mencetak rekor, membuat banyak kalangan menilai bahwa harga logam mulia itu sudah mulai terlalu tinggi untuk dijangkau.
Berdasarkan data Refinitiv per Jumat (20/6/2025), harga emas dunia tercatat di US$3.346,5 per troy ons, mencatatkan kenaikan 27,6% sejak awal tahun dan menyentuh level tertinggi sepanjang masa. Lonjakan tersebut dipicu oleh ketegangan geopolitik yang masih membara, seperti konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina serta ketegangan yang belum mereda di Timur Tengah.
Sementara itu, harga emas batangan Antam di pasar domestik kini diperdagangkan di level Rp1.936.000 per gram, naik signifikan dari Rp1.524.000 pada 2 Januari 2025—kenaikan tajam sekitar Rp412.000 per gram hanya dalam waktu setengah tahun.
Lonjakan Harga Emas: Investasi Aman, Tapi Mahal
Kenaikan harga emas yang drastis ini memang menarik bagi sebagian besar investor karena emas dianggap sebagai aset aman (safe haven). Namun, kenaikan yang terlalu tinggi membuat sebagian masyarakat mulai ragu untuk terus menambah kepemilikan mereka.
Rafli, seorang pedagang logam mulia di Gold Center Cikini, Jakarta Pusat, mengonfirmasi bahwa penjualan emas memang masih ramai, namun tren mulai bergeser ke logam mulia lain, terutama perak.
“Kalau dibanding tahun lalu, tetap ramai. Tapi sekarang banyak juga yang mulai nanya-nanya perak,” ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Mengapa Investor Mulai Lirik Perak?
Arwendy, salah satu pembeli, mengungkapkan bahwa ia tetap memilih emas karena khawatir terhadap kondisi ekonomi jangka panjang.
“Saya lihat tahun ini dan tahun depan masih ada risiko ekonomi lemah,” ucapnya.
Namun, Yosa, pembeli lainnya, menjelaskan bahwa ia membeli emas lebih untuk keperluan jangka panjang dan antisipasi terhadap pelemahan rupiah terhadap dolar.
“Cicil emas buat masa depan, mungkin buat pendidikan anak. Sekarang juga dolar mahal, jadi lebih baik simpan emas,” jelasnya.
Namun demikian, seiring dengan naiknya harga emas yang signifikan, perak mulai mencuri perhatian. Logam mulia ini dipandang sebagai alternatif investasi yang lebih terjangkau, namun tetap menawarkan potensi imbal hasil yang menarik.
Perak: Murah, Tapi Punya Potensi Naik
Menurut pengamatan sejumlah pedagang, minat terhadap perak meningkat pesat sejak awal tahun. Nendia, seorang pedagang logam mulia lainnya, menyebutkan bahwa permintaan perak bahkan kini harus inden karena pasokan tidak selalu tersedia.
“Sejak awal tahun ini, banyak yang beli perak. Sampai harus inden,” kata Nendia.
Ia menambahkan bahwa alasan utama masyarakat kini berbondong-bondong membeli perak adalah karena selisih harga yang jauh dibanding emas, serta keyakinan bahwa harga perak masih bisa naik signifikan ke depan.
Data Harga Perak dan Potensinya
Masih mengutip data Refinitiv, harga perak dunia per 20 Juni 2025 berada di level US$35,8 per troy ons, naik 24,3% sejak awal tahun. Meskipun kenaikannya belum setinggi emas, banyak yang menilai ini justru menjadi peluang karena harga perak masih “tertinggal”.
Arwendy, salah satu investor, menjelaskan logika di balik keputusannya mulai mengoleksi perak:
“Dulu harga perak dan emas selisihnya enggak sejauh ini. Sekarang sudah jauh banget. Saya yakin perak akan menyusul,” ujarnya.
Sebagai perbandingan, di Indonesia harga perak 50 gram di pasaran bisa didapatkan di kisaran Rp1,5 juta, sedangkan emas dalam jumlah yang sama bisa mencapai Rp94 juta—hampir 63 kali lipat lebih mahal.
Perak Jadi Primadona Baru
Dalam situasi pasar yang tidak pasti, para investor cenderung mencari alternatif yang aman namun tetap memiliki potensi pertumbuhan. Perak kini memenuhi kriteria tersebut. Selain lebih murah, perak juga merupakan logam mulia yang digunakan secara luas dalam industri, teknologi, dan energi terbarukan—yang semuanya tengah mengalami pertumbuhan.
Dengan momentum harga emas yang dianggap sudah mencapai titik jenuh oleh sebagian kalangan, perak kini berada di radar investor sebagai peluang baru yang patut diperhitungkan. Dan jika tren ini terus berlanjut, bisa jadi “demam perak” akan menggantikan “demam emas” dalam waktu dekat.