TradesphereFx – Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang mengalami gejala yang sama telah memakan daging sapi yang diberikan oleh Selpina Mambait pada hari Senin (3/3).
Setelah memakan daging sapi, 29 orang di dua desa di Kecamatan Mollo Barat, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami keracunan.
Menurut Ria Tahun, Kepala Dinas Kesehatan TTS, kasus ini pertama kali muncul pada hari Jumat (7/3) ketika Puskesmas Salbait menerima banyak pasien dengan gejala seperti mual, nyeri perut, sakit kepala, pusing, demam, dan diare di Desa Salbait dan Desa Fatukoko.
Tim Reaksi Cepat (TRC) segera dikirim oleh Departemen Kesehatan untuk melakukan penyelidikan dan penanganan medis. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa kasus pertama dilaporkandaing oleh pasien Selpina Mambait. Dia mengalami diare berulang lebih dari lima kali, sakit perut, dan mual.
Diduga menyebabkan keracunan, orang-orang yang mengalami gejala yang sama makan daging sapi yang dibeli dari Selpina Mambait pada Senin (3/3).
Sekitar satu kilogram daging diberikan kepada setiap keluarga dan kemudian dimasak menjadi berbagai jenis makanan, seperti kuah lawar dengan tulang kaki sapi, lawar darah, dan otak sapi yang dimasak dengan bumbu kuah.
Warga mulai mengalami gejala diare, sakit kepala, dan mual pada Selasa (4/3) pagi setelah mengonsumsi daging tersebut. Banyak dari mereka hanya mengonsumsi obat yang dibeli di warung dan tidak langsung memeriksakan diri ke dokter.
Orang-orang di Desa Fatukoko yang telah mengolah dan memakan daging tersebut juga mengalami gejala serupa pada Rabu (5/3). Kondisi menjadi lebih buruk pada Kamis (6/3), dan akhirnya Selpina Mambait, yang sangat lemas, pergi ke Pustu untuk berobat.
29 Korban, 5 Dirawat
Penelitian menunjukkan bahwa 29 warga mengalami keracunan, 8 di Desa Salbait dan 21 di Desa Fatukoko.
Selpina Mambait mengakui bahwa sapi yang telah dikonsumsi sebelumnya sempat hilang dan kemudian ditemukan dalam kondisi sakit dengan darah dalam buang air besar.
Bakteri Clostridium perfringens, yang berkembang dalam daging yang dibiarkan dalam suhu ruang sebelum dimakan, dianggap sebagai penyebab keracunan.
Analisis epidemiologi menunjukkan bahwa penduduk Desa Salbait mengolah daging segera setelah disembelih, sehingga hanya 8 dari 29 orang menunjukkan gejala. Di Desa Fatukoko, daging baru dimasak setelah delapan jam disimpan, menyebabkan lebih banyak orang mengalami keracunan.
Semua pasien mengalami gejala yang sama, seperti nyeri perut atau kram, diare, mual, dan pusing. Ria Tahun menyimpulkan, “Hingga saat ini, tiga orang masih dirawat di Pustu Fatukoko dan dua orang di Pustu Nik’ana.”
One thought on “Puluhan Orang Keracunan Daging Sapi Karena Diduga Terpapar Bakteri Clostridium”