Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperketat pengawasan transaksi dolar di bank Himbara yang menerima penempatan SAL Rp200 triliun. Langkah ini untuk memastikan dana negara tidak dipakai spekulasi valuta asing yang berisiko melemahkan rupiah.
TradeSphereFx – Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan akan melakukan pengawasan ketat terhadap transaksi dolar Amerika Serikat (AS) dan cadangan valuta asing di bank-bank pelat merah atau yang dikenal sebagai Himbara. Pengawasan ini berfokus pada lembaga keuangan yang menerima penempatan Saldo Anggaran Lebih (SAL) pemerintah senilai Rp200 triliun.
Langkah ini muncul setelah kekhawatiran bahwa sebagian dana negara yang ditempatkan di perbankan justru bisa digunakan untuk transaksi valuta asing yang tidak produktif. Purbaya menekankan, tujuan utama penempatan dana SAL adalah untuk memperkuat penyaluran kredit kepada sektor riil, bukan untuk aktivitas spekulatif yang berisiko menekan nilai tukar rupiah.
Distribusi Dana SAL di Bank Himbara
Dalam skema penempatan dana SAL ini, masing-masing bank BUMN memperoleh jumlah berbeda:
- Bank Mandiri: Rp55 triliun
- Bank Rakyat Indonesia (BRI): Rp55 triliun
- Bank Negara Indonesia (BNI): Rp55 triliun
- Bank Tabungan Negara (BTN): Rp25 triliun
- Bank Syariah Indonesia (BSI): Rp10 triliun
Total penempatan mencapai Rp200 triliun, yang diharapkan menjadi motor penggerak kredit dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, pengawasan menjadi penting agar dana tersebut tidak dialihkan untuk pembelian dolar AS yang justru bisa menimbulkan tekanan pada kurs rupiah.
Alasan Purbaya Lakukan Pengawasan
Purbaya menegaskan bahwa setiap rupiah dari dana SAL harus dipakai sesuai tujuan, yakni memperluas akses pembiayaan. Jika dana ini justru diparkir dalam bentuk dolar, dikhawatirkan akan memperkuat permintaan valuta asing dan melemahkan rupiah di tengah ketidakpastian global.
“Saya akan cek bank yang lain juga seperti itu. Saya minta buka rekeningnya. Mana-mana uang kamu yang stok, bukan stok. Kira-kira dolar kamu berapalah sekarang, sekian minggu yang lalu berapa, sebulan yang lalu,” tegas Purbaya saat ditemui di Gedung DPR, Senin (30/9/2025).
Dengan kata lain, Kementerian Keuangan akan rajin melakukan audit rutin terhadap rekening perbankan Himbara. Transparansi cadangan dolar menjadi kunci agar tidak terjadi praktik yang bisa merugikan stabilitas moneter nasional.
Kunjungan Mendadak ke BNI
Salah satu langkah konkret yang dilakukan Purbaya adalah melakukan kunjungan mendadak ke kantor pusat BNI pada Senin (29/9/2025). Aksi ini langsung menyita perhatian publik dan viral di media sosial.
Menurut Purbaya, inspeksi ke BNI dilakukan untuk memastikan tidak ada peningkatan signifikan dalam cadangan dolar bank tersebut. Ia mengaku lega setelah menemukan bahwa BNI tidak meningkatkan cadangan valas secara berlebihan.
“Saya cek naik apa enggak. Untung BNI gak naik. Kalau naik, nanti susah dia,” ujarnya.
Tindakan tegas seperti ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga agar dana publik benar-benar digunakan sesuai peruntukan dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi nilai tukar.
Mengapa Rupiah Harus Dijaga?
Langkah pengawasan ini tidak terlepas dari tantangan ekonomi global. Ketidakpastian kebijakan moneter Amerika Serikat, gejolak geopolitik, hingga fluktuasi harga komoditas telah membuat rupiah rentan terhadap tekanan eksternal.
Jika bank-bank besar menggunakan dana SAL untuk membeli dolar, maka permintaan valas akan melonjak dan mempercepat pelemahan rupiah. Dampaknya bisa meluas, mulai dari meningkatnya biaya impor, tekanan inflasi, hingga turunnya daya beli masyarakat.
Dengan demikian, pengawasan ketat yang dilakukan Purbaya bukan hanya soal menjaga disiplin perbankan, tetapi juga bagian dari strategi besar untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia.
Pesan untuk Perbankan Himbara
Pesan Purbaya jelas: SAL adalah dana publik yang harus digunakan secara hati-hati. Perbankan diminta untuk tetap fokus menyalurkan kredit produktif, terutama kepada sektor-sektor prioritas yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Purbaya mengingatkan pentingnya transparansi dan akuntabilitas. Pemerintah akan terus memantau saldo valuta asing di perbankan agar setiap rupiah dana publik tidak melenceng dari tujuan semula.
Langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk memperketat pengawasan transaksi dolar di bank-bank Himbara menunjukkan keseriusan pemerintah dalam melindungi stabilitas rupiah. Dengan total penempatan SAL sebesar Rp200 triliun, pengawasan menjadi kunci agar dana negara benar-benar digunakan untuk menyalurkan kredit dan bukan untuk spekulasi valuta asing.
Tindakan mendadak seperti inspeksi ke BNI menegaskan bahwa pemerintah tidak segan bertindak cepat demi mencegah potensi penyalahgunaan dana. Bagi perekonomian Indonesia, pengawasan ini adalah upaya penting untuk menjaga nilai tukar, melindungi daya beli, serta memastikan pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di tengah ketidakpastian global.
One thought on “Purbaya Perketat Pengawasan Dolar Himbara: Strategi Jaga Rupiah Tetap Kuat”