Tegas! Purbaya Janji Jaga Defisit APBN di Bawah 3%, Ogah Dicap Menteri Tak Becus

purbaya

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmen menjaga defisit APBN di bawah 3% dari PDB. Ia ogah dicap menteri tak becus meski banyak negara longgarkan batas fiskal.

TradeSphereFx –Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan komitmennya menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap berada di bawah 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Ia menolak mentah-mentah usulan untuk melonggarkan batas tersebut, meski sejumlah negara lain memilih kebijakan fiskal yang lebih longgar.

Dalam pernyataannya di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (7/10/2025), Purbaya menegaskan bahwa disiplin fiskal menjadi kunci menjaga kepercayaan pasar dan stabilitas ekonomi nasional.

“Kalau saya izinkan defisit tembus di atas 3%, nanti ramai-ramai orang bilang saya menteri nggak becus. Jadi saya akan jaga rasio defisit tetap di bawah batas itu,” tegas Purbaya.

Latar Belakang Kebijakan Defisit 3%

Batas defisit APBN sebesar 3% dari PDB telah menjadi patokan utama kebijakan fiskal Indonesia selama bertahun-tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan fiskal, mengontrol utang, serta memastikan stabilitas ekonomi makro.

Meski sempat dilonggarkan pada masa pandemi COVID-19 untuk memberikan ruang stimulus ekonomi, pemerintah kembali berkomitmen mengembalikan rasio defisit ke batas aman 3% sesuai dengan amanat Undang-Undang Keuangan Negara.

Batas ini kini menjadi simbol disiplin fiskal, dan menjadi salah satu alasan rating kredit Indonesia tetap terjaga di level layak investasi.

Permintaan Kepala Daerah: Gaji ASN Ditanggung Pusat

Dalam kesempatan yang sama, Purbaya mengungkapkan adanya permintaan dari sejumlah kepala daerah agar pemerintah pusat menanggung gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah.
Namun, permintaan itu tidak bisa dipenuhi karena akan menambah beban belanja negara secara signifikan dan berpotensi melanggar batas defisit 3%.

“Kalau semua gaji ASN daerah ditanggung pusat, otomatis belanja membengkak. Itu artinya defisit bisa melonjak di atas 3%, dan saya tidak mau ambil risiko itu,” jelas Purbaya.

Dengan kata lain, ia memilih tetap disiplin terhadap aturan fiskal, ketimbang membuka celah bagi kebijakan populis yang berisiko pada stabilitas jangka panjang.

Menolak Dicap Menteri Tak Becus

Purbaya menegaskan bahwa ia tidak ingin dikenal sebagai menteri yang gagal menjaga disiplin fiskal. Ia menyadari bahwa melanggar batas defisit 3% dapat menimbulkan ketidakpercayaan investor, penurunan rating, dan tekanan terhadap nilai tukar.

“Walaupun negara-negara maju seperti Amerika bisa melanggar batas itu, Indonesia tidak perlu ikut-ikutan. Kita punya kondisi ekonomi sendiri,” ujarnya.

Purbaya menilai, meniru kebijakan fiskal negara maju tanpa mempertimbangkan konteks domestik hanya akan menimbulkan risiko besar terhadap ekonomi nasional.

Konteks Global: Banyak Negara Longgarkan Defisit

Sejumlah negara memang memilih melonggarkan batas defisit mereka di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi. Namun, Purbaya menilai langkah tersebut tidak cocok diterapkan di Indonesia.

Sebagai negara berkembang, Indonesia masih harus menjaga kepercayaan investor asing dan rating utang agar tetap mampu mengakses pendanaan dengan bunga rendah.

Kebijakan disiplin fiskal juga menunjukkan bahwa pemerintah tidak bergantung sepenuhnya pada utang, melainkan fokus pada optimalisasi penerimaan negara serta efisiensi belanja.

Strategi Pemerintah Menjaga Disiplin Fiskal

Untuk memastikan defisit tetap terkendali, Kementerian Keuangan akan fokus pada:

  • 📊 Peningkatan penerimaan pajak melalui reformasi dan digitalisasi sistem perpajakan

  • 💡 Efisiensi belanja negara, termasuk evaluasi program yang tidak produktif

  • ⚖️ Pengendalian subsidi agar lebih tepat sasaran

  • 💰 Optimalisasi pembiayaan inovatif, seperti green bonds dan sukuk

Dengan strategi ini, pemerintah berharap APBN 2025 tetap sehat, kredibel, dan berfungsi sebagai instrumen stabilisasi ekonomi.

Dampak Positif Menjaga Defisit di Bawah 3%

Konsistensi menjaga defisit di bawah 3% membawa beberapa manfaat penting:

  • Meningkatkan kepercayaan investor

  • Menjaga stabilitas nilai tukar rupiah

  • Memperkuat peringkat kredit Indonesia

  • Menekan inflasi dan risiko fiskal

Langkah ini juga menunjukkan komitmen Indonesia terhadap good governance dan tata kelola fiskal yang sehat.

 Disiplin Fiskal Adalah Kunci

Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan sikapnya untuk tidak tergoda melonggarkan batas defisit APBN. Meski menghadapi tekanan dari berbagai pihak, ia memilih menjaga disiplin fiskal sebagai kunci stabilitas ekonomi nasional.

Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berkelanjutan, sementara kepercayaan pasar internasional terus terjaga.

“Saya lebih baik disebut ketat daripada dibilang nggak becus,” pungkas Purbaya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *