Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa memuji Indonesia atas konsistensinya melawan diskriminasi rasial saat bertemu Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta. Ia juga mengenang Konferensi Asia-Afrika 1955 sebagai simbol solidaritas bangsa-bangsa selatan.
TradeSphereFx – Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa memuji Indonesia sebagai negara sahabat yang konsisten menentang segala bentuk diskriminasi rasial di dunia. Pujian ini disampaikan langsung saat pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (22/10/2025).
“Kami akan selamanya berterima kasih atas dukungan dan solidaritas rakyat Indonesia,” ujar Ramaphosa dalam pertemuan tersebut.
Pertemuan itu menjadi momentum penting dalam memperkuat hubungan diplomatik Indonesia–Afrika Selatan, sekaligus mempertegas posisi Indonesia sebagai negara yang terus memperjuangkan kesetaraan dan keadilan global.
Hubungan Panjang Indonesia dan Afrika Selatan
Dalam kesempatan itu, Presiden Ramaphosa mengenang momen bersejarah Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 di Bandung, Jawa Barat. Menurutnya, konferensi tersebut menjadi sumber inspirasi bagi para pemimpin perjuangan pembebasan Afrika Selatan dalam melawan apartheid dan ketidakadilan rasial.
“Konferensi itu telah menjadi sumber inspirasi dan penyemangat bagi para pemimpin perjuangan pembebasan Afrika Selatan,” ujarnya mengenang.
Indonesia dan Afrika Selatan telah menjalin hubungan diplomatik resmi sejak 1994, tahun yang sama dengan berakhirnya rezim apartheid. Sejak itu, kedua negara terus memperkuat kerja sama di berbagai sektor — mulai dari perdagangan, investasi, hingga pendidikan dan pertahanan.
Sebagai informasi, nilai perdagangan kedua negara terus meningkat. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, total nilai perdagangan Indonesia–Afrika Selatan mencapai lebih dari US$ 2,3 miliar pada 2024. Produk ekspor utama Indonesia mencakup kendaraan bermotor, karet, dan produk kimia, sedangkan impor dari Afsel meliputi logam, mineral, serta buah-buahan tropis.
Cyril Ramaphosa Apresiasi Peran Indonesia di Dunia Global
Dalam sambutannya, Presiden Ramaphosa juga menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif Indonesia di forum internasional, termasuk di ASEAN, G20, dan PBB. Ia menilai Indonesia berhasil menjaga stabilitas kawasan dan menjadi jembatan antara negara-negara berkembang dan maju.
“Indonesia adalah mitra penting kami dalam memperjuangkan tata dunia yang lebih adil, setara, dan inklusif,” kata Ramaphosa.
Presiden Prabowo Subianto merespons positif pujian tersebut dan menegaskan komitmen pemerintah untuk memperkuat diplomasi Selatan-Selatan. “Hubungan dengan Afrika Selatan sangat strategis, tidak hanya karena sejarah panjang, tapi juga karena potensi ekonomi dan nilai perjuangan yang sama,” ujar Prabowo.
Momen Hangat di Istana Merdeka
Pertemuan bilateral di Istana Merdeka berlangsung hangat. Kedua pemimpin negara duduk berdampingan membahas langkah konkret memperkuat kerja sama ekonomi, perdagangan, serta isu global seperti perubahan iklim, keamanan pangan, dan energi berkelanjutan.
Sebelumnya, kedua negara juga berkolaborasi dalam forum Indonesia–Africa Infrastructure Dialogue (IAID), yang membahas investasi dan pembangunan infrastruktur lintas benua. Pemerintah Indonesia berharap, kerja sama ini dapat membuka jalan bagi ekspor jasa konstruksi, logistik, dan teknologi informasi ke kawasan Afrika.
Dalam sesi konferensi pers, Presiden Ramaphosa menyebut kunjungan kenegaraannya ke Indonesia menjadi bukti nyata komitmen memperdalam kerja sama antarnegara.
“Ini adalah bukti nyata dari komitmen bersama kita untuk memperdalam kerja sama antara kedua negara,” katanya.
Lawan Diskriminasi dan Perkuat Solidaritas Global
Pernyataan Ramaphosa tentang perlawanan terhadap diskriminasi rasial menjadi sorotan utama dalam kunjungan ini. Baik Indonesia maupun Afrika Selatan sama-sama memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kesetaraan.
Keduanya juga aktif menyerukan penghentian segregasi rasial dan penindasan di berbagai wilayah dunia, termasuk di forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Indonesia secara konsisten mendukung kebijakan antirasisme dan memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) di tingkat global.
Kementerian Luar Negeri RI menyatakan, kunjungan Presiden Ramaphosa menjadi simbol persahabatan yang terus tumbuh antara dua negara berpengaruh di belahan selatan dunia.
“Ini adalah momentum penting memperkuat kerja sama politik, ekonomi, dan solidaritas kemanusiaan,” tulis pernyataan resmi Kemlu RI di situs kemlu.go.id.
Dampak Positif Bagi Diplomasi dan Ekonomi
Selain mempererat hubungan diplomatik, kunjungan ini diharapkan memperluas akses pasar Indonesia di Afrika. Banyak perusahaan Indonesia yang mulai menjajaki investasi di sektor energi, pertanian, dan teknologi di kawasan selatan Afrika.
Sementara itu, pemerintah Afrika Selatan juga menyambut peluang kolaborasi dalam sektor energi hijau dan pembangunan berkelanjutan, sejalan dengan agenda transisi energi global.
Menurut pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, kolaborasi ini dapat membawa dampak jangka panjang bagi posisi Indonesia di kancah global.
“Hubungan Indonesia–Afrika Selatan bukan hanya simbolik, tapi juga strategis untuk memperkuat blok negara-negara Selatan yang berdaya saing,” ujarnya.
Pertemuan Presiden Afsel Cyril Ramaphosa dan Presiden Prabowo Subianto menandai babak baru hubungan bilateral kedua negara. Selain menegaskan solidaritas melawan diskriminasi rasial, pertemuan ini juga memperkuat komitmen untuk memperluas kerja sama ekonomi, energi, dan diplomasi global.
Kedua negara berharap kolaborasi yang terjalin ini menjadi contoh nyata solidaritas antarnegara berkembang dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan setara.