Ancaman Scam Sistem Pembayaran Rugikan Warga RI Rp6,1 Triliun

pembayaran

Kerugian akibat scam sistem pembayaran capai Rp6,1 triliun. Simak ancaman siber terbaru & strategi mitigasi dari Jalin dan OJK untuk lindungi konsumen RI.

TradeSphereFx – Indonesia kini menghadapi tantangan serius dalam keamanan sistem pembayaran digital. Berdasarkan data dari Indonesia Anti Scam Center (IASC), terhitung dari November 2024 hingga September 2025, masyarakat Indonesia telah mengalami kerugian hingga Rp6,1 triliun akibat penipuan keuangan dan kejahatan siber.

Data ini turut dikonfirmasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menyebutkan bahwa penipuan berbasis sistem pembayaran menjadi salah satu modus kejahatan digital yang paling merugikan konsumen selama setahun terakhir.

Lonjakan Kasus Scam Digital: Tantangan Nyata Ekosistem Keuangan

Direktur Utama PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin), Ario Tejo Bayu Aji, menyebut fenomena ini sebagai ancaman besar yang perlu ditanggapi dengan serius oleh seluruh pemangku kepentingan, mulai dari regulator, pelaku industri, hingga aparat keamanan.

Dalam wawancaranya bersama CNBC Indonesia dalam program Power Lunch (10 Oktober 2025), Ario mengungkapkan bahwa industri sistem pembayaran telah menjadi salah satu target utama para pelaku kejahatan siber.

“Dalam kurun satu tahun terakhir, kami mencatat lebih dari 3 miliar serangan siber yang mengarah pada sistem pembayaran. Mayoritas serangan ini berfokus pada pencurian data pribadi dan kredensial nasabah,” ungkap Ario.

Modus Umum: Dari Phishing hingga Social Engineering

Menurut Ario, salah satu penyebab utama tingginya kerugian adalah maraknya modus penipuan seperti phishing, smishing, malware, dan social engineering. Penjahat siber semakin lihai memanfaatkan celah keamanan, serta manipulasi psikologis korban untuk mendapatkan data sensitif seperti OTP, PIN, hingga akses mobile banking.

“Penipuan digital tidak hanya terjadi karena lemahnya sistem, tetapi juga akibat rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga data pribadi mereka,” tambahnya.

Peran Penting Perusahaan Switching dalam Mitigasi Risiko

Jalin, sebagai perusahaan switching nasional yang mengelola jaringan transaksi antarbank dan kanal pembayaran digital lainnya, mengemban peran sentral dalam memastikan keamanan ekosistem sistem pembayaran di Indonesia.

Ario menyebut bahwa Jalin terus mengembangkan fitur keamanan canggih yang berbasis deteksi dini dan pemantauan real-time terhadap aktivitas mencurigakan di jaringan pembayaran.

Beberapa strategi mitigasi yang dilakukan oleh Jalin antara lain:

  • Implementasi teknologi fraud detection system berbasis AI dan machine learning

  • Penerapan multi-layer authentication pada seluruh kanal transaksi

  • Pemantauan 24/7 terhadap jaringan transaksi nasional

  • Edukasi kepada lembaga keuangan mitra dan pelaku industri fintech

  • Kolaborasi erat dengan regulator seperti OJK dan Bank Indonesia (BI)

Keamanan Digital sebagai Investasi Strategis

Ario menegaskan bahwa menjaga keamanan sistem pembayaran bukan lagi biaya operasional biasa, melainkan bentuk investasi jangka panjang untuk keberlanjutan industri.

“Investasi di bidang cybersecurity adalah fondasi untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Tanpa kepercayaan, sistem pembayaran digital tidak akan berkembang,” katanya.

Perlu Kolaborasi Multipihak: Regulator, Industri, & Masyarakat

Kasus penipuan yang terus meningkat juga menjadi sinyal bagi regulator untuk mengambil langkah tegas. OJK, bersama dengan lembaga lain seperti Kominfo, Bank Indonesia, hingga Polri, telah membentuk satgas anti-scam yang terintegrasi, dengan tujuan memetakan jaringan kejahatan siber serta memberikan perlindungan hukum kepada konsumen.

Namun, edukasi publik tetap menjadi garda terdepan dalam mencegah korban baru. OJK mengimbau masyarakat untuk:

  • Tidak mudah percaya pada tautan mencurigakan yang dikirim via SMS atau media sosial

  • Selalu memverifikasi informasi ke kanal resmi bank atau lembaga keuangan

  • Tidak membagikan OTP, PIN, atau password kepada siapapun

  • Mengaktifkan fitur keamanan tambahan seperti biometrik atau token

  • Rutin mengganti password dan memperbarui aplikasi ke versi terbaru

Ancaman yang Tidak Akan Hilang, tapi Bisa Dikendalikan

Meskipun jumlah serangan siber terus meningkat seiring digitalisasi, Ario percaya bahwa dengan teknologi, kerja sama, dan edukasi, Indonesia dapat membangun sistem pembayaran yang aman dan andal.

“Tidak mungkin kita bisa menghilangkan 100% ancaman. Tapi kita bisa mengelolanya, meminimalkan dampaknya, dan melindungi masyarakat dengan teknologi yang tepat,” tutup Ario.

Waspada, Tapi Tetap Optimis

Kerugian Rp6,1 triliun bukan hanya angka — ini adalah bukti nyata bahwa sistem pembayaran digital di Indonesia sedang berada di bawah tekanan serius. Namun di balik tantangan ini, juga terdapat peluang besar untuk memperkuat ekosistem keuangan digital nasional.

Dengan peran aktif perusahaan switching seperti Jalin, dukungan regulator seperti OJK dan BI, serta kesadaran masyarakat yang terus meningkat, masa depan pembayaran digital Indonesia tetap cerah — selama semua pihak terus bekerja sama, waspada, dan adaptif terhadap dinamika ancaman yang terus berkembang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *