Smelter Freeport Gresik Stop 2025

gresik

Smelter Freeport di JIIPE Gresik berhenti sementara akibat terhentinya pasokan konsentrat dari tambang GBC pascalongsor. Operasional diproyeksikan pulih bertahap mulai 2026.

TradeSphereFx – Operasional pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) PT Freeport Indonesia (PTFI) di kawasan Java Integrated and Industrial Estate Pulau Jawa (JIIPE) Gresik dihentikan sementara. Keputusan ini diambil akibat tersendatnya pasokan konsentrat dari tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Tembagapura, Papua, menyusul insiden longsor yang terjadi beberapa waktu lalu.

Penghentian sementara ini memicu perhatian publik mengingat smelter tersebut merupakan salah satu fasilitas pengolahan tembaga terbesar di dunia dan berperan penting dalam rantai hilirisasi mineral Indonesia.

Latar Belakang Penghentian Operasional Smelter

Pasokan Konsentrat Terhenti Akibat Longsor di GBC

PTFI memastikan bahwa sumber utama gangguan operasional berasal dari terhentinya suplai konsentrat dari tambang GBC. Longsor yang terjadi di area tambang bawah tanah membuat akses dan kegiatan produksi terganggu secara signifikan.

VP Corporate Communications PTFI, Katri Krisnati, menyampaikan bahwa aktivitas tambang saat ini hanya berlangsung di dua lokasi lainnya, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan. Kedua tambang ini hanya mampu menghasilkan sekitar 30% dari kapasitas produksi normal, sehingga pasokan konsentrat jauh dari angka yang dibutuhkan untuk menjaga smelter tetap beroperasi penuh.

Produksi Konsentrat Tidak Mampu Memenuhi Kebutuhan Smelter

Smelter PT Smelting maupun smelter baru PTFI di Gresik membutuhkan pasokan konsentrat dalam jumlah besar. Dengan produksi tambang hanya berada di kisaran 30%, stok konsentrat yang dihasilkan jauh dari memadai.

Kondisi tersebut mendorong keputusan penghentian sementara smelter agar proses pengolahan tidak berjalan setengah-setengah dan tetap terjaga dari sisi efisiensi maupun keamanan fasilitas.

Rencana Pemulihan Kegiatan Tambang

GBC Ditargetkan Beroperasi Bertahap pada Akhir Kuartal I-2026

Katri Krisnati menjelaskan bahwa perusahaan menargetkan pengoperasian parsial tambang GBC dapat dimulai secara bertahap menjelang akhir kuartal I-2026. Bila perkembangan berlangsung sesuai rencana, pasokan konsentrat ke smelter PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik dapat kembali normal pada pertengahan kuartal II-2026.

“Secara bertahap pada akhir kuartal I-2026, sehingga diperkirakan pasokan konsentrat ke smelter PTFI di KEK Gresik dapat kembali dimulai pada pertengahan kuartal II 2026,” ujar Katri.

Proyeksi ini sangat menentukan, mengingat keberlanjutan produksi smelter menjadi salah satu pilar utama program hilirisasi mineral pemerintah.

Kondisi Karyawan Selama Penghentian Sementara

Smelter Berhenti, Karyawan Tetap Bekerja

Meski operasional smelter dihentikan, PTFI memastikan bahwa seluruh karyawan tetap bekerja seperti biasa. Tidak ada pengurangan tenaga kerja maupun penyesuaian status sementara.

Katri menegaskan bahwa perusahaan memprioritaskan keberlanjutan pekerjaan bagi seluruh pegawai agar tidak ada dampak sosial maupun ekonomi selama masa penghentian.

“Seluruh karyawan smelter tetap bekerja seperti biasa hingga operasional kembali pulih sepenuhnya,” jelasnya.

Keputusan ini menjadi bukti komitmen perusahaan terhadap keselamatan, stabilitas pekerjaan, dan kesejahteraan karyawan.

Pandangan Pemerintah Terkait Penghentian Smelter

ESDM: Smelter Berhenti Karena Kekurangan Pasokan

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, membenarkan bahwa smelter PTFI di Gresik memang berhenti sementara akibat tidak adanya pasokan dari tambang GBC.

Tri menjelaskan secara singkat bahwa kejadian longsor di area tambang membuat pasokan konsentrat terganggu total. Hal ini wajar mengingat smelter membutuhkan aliran konsentrat yang stabil agar dapat beroperasi secara optimal.

“Kan kurang pasokan jadinya berhenti. Gara-gara kejadian kemarin,” ujarnya.

Posisi Smelter Freeport di Gresik dalam Industri Global

Smelter Tembaga Single Line Terbesar di Dunia

Smelter milik Freeport di JIIPE Gresik bukan fasilitas biasa. Smelter ini tercatat sebagai smelter tembaga single line terbesar di dunia. Kapasitasnya menjadi kunci penting dalam rantai industri strategis nasional, karena mendukung upaya pemerintah meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Saat ini, Freeport memiliki dua fasilitas smelter tembaga dengan kapasitas pengolahan:

  • 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun
  • Memproduksi sekitar 1 juta ton katoda tembaga per tahun
  • Menghasilkan 50 ton emas
  • Menghasilkan 220 ton perak

Angka-angka tersebut menjelaskan betapa pentingnya keberadaan smelter bagi suplai logam strategis nasional, sekaligus pendapatan negara dari sektor mineral.

Dampak Penghentian Sementara dan Proyeksi ke Depan

Dampak Jangka Pendek dan Langkah Mitigasi

Penghentian sementara smelter ini tidak hanya berdampak pada operasional perusahaan, tetapi juga:

  • Menurunkan output hilirisasi tembaga
  • Memengaruhi pasokan katoda tembaga untuk industri hilir
  • Mengurangi volume ekspor dan potensi penerimaan negara
  • Menunda proses produksi turunan logam mulia

Namun, langkah mitigasi yang dilakukan Freeport—termasuk percepatan pemulihan tambang GBC dan menjaga stabilitas tenaga kerja—menjadi sinyal positif bahwa operasional penuh dapat kembali berjalan sesuai jadwal.

Optimisme Pemulihan pada 2026

Dengan target pemulihan GBC pada akhir kuartal I-2026, proses penyaluran konsentrat diperkirakan kembali normal pada pertengahan kuartal II-2026. Jika berjalan lancar, maka produksi smelter dapat kembali pada kapasitas optimal dan hilirisasi tembaga nasional kembali mencapai target yang diharapkan.

One thought on “Smelter Freeport Gresik Stop 2025

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *