Langkah PT Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) melakukan stock split menjadi bagian strategi besar Prajogo Pangestu memperluas jangkauan investor. Apakah ini peluang masuk atau justru saat keluar?
TradeSphereFX – PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), salah satu anak usaha dalam imperium bisnis Prajogo Pangestu, akan menjalankan langkah strategis berupa stock split dengan rasio 1:10. Langkah ini mendapat lampu hijau dari para pemegang saham dan akan mulai berlaku efektif pada 10 Juli 2025.
Keputusan ini menarik perhatian pasar, bukan hanya karena dilakukan oleh emiten yang sedang naik daun, tetapi juga karena melibatkan nama besar Prajogo Pangestu, orang terkaya kedua di Indonesia yang kekayaannya per Juni 2025 mencapai US$ 25,7 miliar. Tapi apa sebenarnya yang ingin dicapai dari aksi korporasi ini, dan bagaimana investor seharusnya meresponsnya?
Stock Split: Sekadar Pecah Harga atau Gerakan Taktis?
Secara teknis, stock split hanya mengubah nominal harga saham tanpa mempengaruhi nilai fundamental perusahaan. Namun secara strategis, ini adalah sinyal kuat bahwa manajemen CUAN ingin menarik partisipasi investor ritel yang sebelumnya mungkin menganggap harga saham CUAN terlalu tinggi untuk diakses.
Sebelum stock split, saham CUAN diperdagangkan di kisaran Rp 12.050 per lembar. Setelah stock split, harga saham akan menurun secara proporsional menjadi sekitar Rp 1.205, menjadikannya lebih terjangkau dan likuid. Semakin banyak saham beredar, semakin aktif pula potensi transaksinya di pasar.
Direktur CUAN, Kartika Hendrawan, menyebut langkah ini sebagai bagian dari “strategi memperkuat basis pemodal dan mendiversifikasi kepemilikan saham.” Dengan kata lain, CUAN ingin menyeimbangkan dominasi investor institusi dengan lebih banyak investor individu.
Mengapa Investor Tertarik pada CUAN?
CUAN bukan sekadar perusahaan tambang biasa. Di balik kinerjanya, ada kekuatan brand besar: Prajogo Pangestu dan Grup Barito. Nama Prajogo sendiri memiliki daya magis tersendiri di bursa saham. Saham-saham yang berada dalam jaringan bisnisnya kerap menunjukkan performa menanjak dan menarik minat investor spekulatif maupun jangka panjang.
Tak heran jika sejak awal tahun 2025, saham CUAN telah tumbuh lebih dari 2%, dan dalam skala tahunan menguat hingga 21%. Angka ini tentu mengesankan, apalagi jika dibandingkan dengan banyak emiten sektor energi lain yang justru stagnan.
Menurut pengamat pasar modal William Hartanto, kekuatan utama saham CUAN bukan pada sentimen harga komoditas semata, tetapi pada narasi dan ekspektasi investor terhadap sosok di balik layar.
Analisis Peluang: Beli, Tahan, atau Jual?
Stock split memang tidak menjamin kenaikan harga saham. Tapi bagi emiten yang tengah berada dalam tren naik, aksi ini bisa menjadi bahan bakar tambahan. Saham yang lebih murah secara psikologis menarik lebih banyak pembeli, menciptakan permintaan baru yang memperkuat momentum positif.
William juga menambahkan bahwa meski valuasi saham CUAN saat ini bisa disebut “premium,” tren teknikalnya masih menunjukkan ruang kenaikan. Dalam kondisi seperti ini, investor disarankan untuk tetap akumulasi dengan target harga optimis di kisaran Rp 14.000 per saham (sebelum split).
Namun tentu saja, keputusan investasi tak boleh hanya bergantung pada satu faktor. Investor perlu mencermati risiko, termasuk potensi koreksi pasar pasca euforia stock split. Historisnya, tidak semua emiten yang melakukan stock split mengalami penguatan harga.
CUAN dan Masa Depan Investasi Energi
Penting untuk dicatat bahwa CUAN bergerak di sektor yang cukup sensitif terhadap kebijakan energi dan iklim, baik domestik maupun global. Namun posisi CUAN dalam ekosistem Grup Barito membuatnya relatif tangguh menghadapi tekanan eksternal.
Dengan mengandalkan diversifikasi portofolio dari sektor energi dan sumber daya alam, CUAN memiliki peluang besar untuk tetap relevan, bahkan ketika tren energi hijau terus mendominasi narasi global.
Momen Strategis bagi Investor Ritel
Stock split CUAN adalah momen penting, bukan hanya bagi perusahaan tapi juga bagi investor ritel yang selama ini hanya bisa menyaksikan dari kejauhan. Dengan harga saham yang lebih “ramah kantong,” CUAN membuka akses lebih luas dan merangkul potensi pasar yang lebih besar.
Apakah ini waktu terbaik untuk membeli? Bagi investor yang siap dengan risiko dan memiliki strategi jangka menengah hingga panjang, momen ini bisa menjadi peluang emas. Namun, bagi yang hanya ingin ikut euforia jangka pendek, perlu disiplin dan kehati-hatian lebih besar.
Karena pada akhirnya, di pasar modal, bukan siapa yang cepat yang menang — tapi siapa yang paling siap.