Emiten menara Grup Djarum, SUPR, memperpanjang fasilitas kredit Rp2,5 triliun dari MUFG hingga 2026 untuk menjaga fleksibilitas pendanaan dan stabilitas keuangan.
TradeSphereFx – PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), emiten menara telekomunikasi yang berada di bawah Grup Djarum, resmi melakukan restrukturisasi utang dengan memperpanjang fasilitas kredit senilai Rp2,5 triliun dari Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Perpanjangan ini membuat jatuh tempo fasilitas pinjaman bergeser hingga 31 Desember 2026, memberikan ruang yang lebih longgar bagi perusahaan dalam mengelola kewajiban keuangannya.
Langkah tersebut dilakukan melalui penandatanganan surat perubahan atas perjanjian fasilitas pembiayaan yang sebelumnya telah disepakati pada 23 Desember 2024. Perjanjian ini melibatkan beberapa entitas dalam grup usaha, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Iforte Solusi Infotek (Iforte), SUPR, serta PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) sebagai pihak peminjam, dengan MUFG bertindak sebagai pemberi pinjaman.
Manajemen SUPR menjelaskan bahwa perpanjangan jangka waktu fasilitas kredit ini merupakan bagian dari strategi pengelolaan keuangan perusahaan. Strategi tersebut diarahkan untuk menjaga fleksibilitas pendanaan, sekaligus memastikan keberlanjutan operasional dalam jangka menengah hingga panjang, terutama di tengah dinamika industri telekomunikasi yang terus berkembang.
Struktur Grup dan Peran Entitas Anak
Dalam struktur kepemilikan, Protelindo berperan sebagai pemegang saham pengendali SUPR. Perusahaan ini tercatat menguasai 97,33% saham SUPR secara langsung maupun tidak langsung. Protelindo sendiri merupakan anak usaha PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), yang dikenal sebagai salah satu emiten menara telekomunikasi terbesar di Indonesia.
Keterlibatan Protelindo dalam perjanjian fasilitas kredit tersebut mencerminkan peran strategisnya dalam mengoordinasikan pendanaan serta pengelolaan liabilitas di tingkat grup. Dengan struktur kepemilikan yang terintegrasi, restrukturisasi utang SUPR tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi bagian dari manajemen keuangan terpadu dalam ekosistem Grup Menara Djarum.
Selain Protelindo, dua entitas lain yang turut menjadi peminjam adalah Iforte dan IBST. Iforte merupakan anak usaha Protelindo dengan kepemilikan saham sebesar 99,99%. Sementara itu, IBST adalah anak usaha Iforte yang 99,98% sahamnya dimiliki secara langsung oleh Iforte.
Keterlibatan ketiga entitas ini menunjukkan bahwa fasilitas kredit dari MUFG dirancang untuk mendukung kebutuhan pembiayaan secara terintegrasi. Fasilitas tersebut dapat dimanfaatkan untuk menopang kegiatan operasional, pemeliharaan aset, hingga pengembangan bisnis menara dan jaringan telekomunikasi di dalam grup.
Dampak terhadap Operasional dan Kondisi Keuangan
Manajemen SUPR menegaskan bahwa pelaksanaan perpanjangan perjanjian fasilitas kredit ini tidak menimbulkan dampak material yang merugikan. Baik dari sisi operasional, kondisi keuangan, aspek hukum, maupun kelangsungan usaha perseroan, seluruhnya dinilai tetap berada dalam kondisi yang terkendali.
Pernyataan tersebut disampaikan untuk memberikan kepastian kepada investor dan pemangku kepentingan bahwa restrukturisasi ini bersifat strategis, bukan karena tekanan likuiditas jangka pendek. Dengan diperpanjangnya tenor pinjaman, SUPR memiliki ruang yang lebih longgar dalam mengatur arus kas serta menyusun jadwal pembayaran kewajiban keuangan secara lebih efisien.
Kondisi ini menjadi penting mengingat sektor infrastruktur telekomunikasi tetap membutuhkan belanja modal yang konsisten, baik untuk pemeliharaan aset eksisting maupun peningkatan kualitas layanan bagi pelanggan operator seluler.
Fleksibilitas Pendanaan Jangka Menengah
Perpanjangan fasilitas kredit hingga akhir 2026 memberikan fleksibilitas pendanaan jangka menengah bagi para peminjam. Fleksibilitas ini memungkinkan perusahaan untuk menjaga stabilitas struktur permodalan di tengah persaingan industri menara yang semakin matang.
Dana dari fasilitas kredit tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha utama, termasuk optimalisasi aset menara, efisiensi operasional, serta pemenuhan kebutuhan klien operator telekomunikasi yang terus berkembang. Dalam industri yang cenderung padat modal, pengelolaan struktur pendanaan menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga margin dan daya saing perusahaan.
Latar Belakang Akuisisi oleh TOWR
SUPR saat ini merupakan bagian dari Grup Djarum setelah diakuisisi oleh PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) pada tahun 2021. Akuisisi tersebut dilakukan melalui Protelindo dengan nilai transaksi mencapai Rp16,73 triliun, menjadikannya salah satu aksi korporasi terbesar di sektor menara telekomunikasi nasional.
Melalui akuisisi ini, TOWR memperkuat portofolio aset menara serta memperluas basis pendapatan sewa jangka panjang. Hingga saat ini, Protelindo tetap menjadi pemegang saham dominan SUPR dengan kepemilikan mencapai 97,33%.
Prospek SUPR ke Depan
Dengan struktur kepemilikan yang solid dan dukungan pendanaan dari lembaga keuangan global seperti MUFG, SUPR dinilai memiliki fondasi yang kuat untuk menjaga stabilitas bisnis. Restrukturisasi utang ini dapat dipandang sebagai langkah defensif sekaligus strategis dalam mengantisipasi kebutuhan pembiayaan ke depan.
Ke depan, efektivitas pemanfaatan fasilitas kredit serta kemampuan perusahaan dalam menjaga rasio keuangan akan menjadi perhatian utama investor. Hal ini seiring dengan upaya grup dalam mengoptimalkan sinergi antar entitas dan menjaga pertumbuhan usaha yang berkelanjutan di tengah perubahan lanskap industri telekomunikasi.