TradeSphereFx – Tarif perdagangan baru Presiden Trump, laporan laba keuangan dari Amazon dan Apple, serta data ketenagakerjaan AS menjadi fokus utama pasar global pekan ini. Apa dampaknya terhadap Wall Street dan investor?
Wall Street Berada di Titik Kritis: Tarif Baru AS, Laba Raksasa Teknologi, dan Data NFP Menentukan Arah Pasar
Pasar saham global kembali mengalami tekanan signifikan pada akhir pekan ini, dengan indeks berjangka Amerika Serikat menunjukkan pelemahan. Investor saat ini menyoroti tiga peristiwa penting yang mengguncang sentimen: pengumuman tarif baru dari Presiden Donald Trump, laporan keuangan dari raksasa teknologi seperti Apple dan Amazon, serta laporan ketenagakerjaan non-pertanian (Non-Farm Payroll/NFP) AS yang sangat dinanti.
1. Indeks Saham Berjangka AS Merah di Akhir Pekan
Pada Jumat pagi waktu Asia, kontrak berjangka untuk indeks Dow Jones turun 319 poin (0,7%), sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing melemah 0,6% dan 0,7%. Ketegangan geopolitik dan kekhawatiran perdagangan mengimbangi reli saham teknologi besar seperti Meta dan Microsoft, yang sebelumnya sempat menopang pasar.
Saham Meta, induk Facebook, melonjak lebih dari 11% setelah laporan kuartalan yang solid. Microsoft pun mencetak sejarah sebagai perusahaan kedua di dunia setelah Nvidia yang melampaui kapitalisasi pasar $4 triliun, didorong oleh prospek investasi masif pada teknologi kecerdasan buatan (AI).
Namun, meskipun ada kinerja luar biasa dari sektor teknologi, sentimen investor tetap rapuh di tengah kekhawatiran dampak ekonomi dari kebijakan tarif baru yang diumumkan Gedung Putih.
2. Trump Umumkan Tarif Global yang Agresif
Presiden Trump kembali menggebrak sistem perdagangan global dengan menandatangani perintah eksekutif yang menetapkan tarif hingga 50% untuk berbagai negara. Kebijakan ini berlaku mulai 7 Agustus pukul 12:01 pagi waktu Washington.
Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan akan dikenakan tarif sebesar 15%, sementara negara-negara yang mencatat surplus perdagangan dengan AS akan menghadapi bea masuk 10%. Brasil bahkan akan dikenai tarif maksimal sebesar 50%, dan tarif Kanada dinaikkan menjadi 35% untuk produk-produk yang melanggar kesepakatan dagang USMCA.
Satu-satunya pengecualian adalah Meksiko, yang diberi tenggang waktu 90 hari untuk menyepakati kesepakatan baru dengan Washington.
Langkah ini diyakini akan memicu ketegangan baru dalam rantai pasokan global, termasuk gangguan pada sektor teknologi yang sangat bergantung pada komponen lintas negara.
3. Amazon Kecewakan Investor Meski Laba Meningkat
Amazon mencatat laba kuartalan sebesar $1,68 per saham, mengalahkan estimasi analis sebesar $1,32. Pendapatan perusahaan tumbuh 11% year-on-year menjadi $167,7 miliar, jauh di atas perkiraan $162,05 miliar.
Namun, saham Amazon anjlok lebih dari 6% dalam perdagangan setelah jam karena margin operasional di divisi cloud computing (AWS) hanya mencapai 32,9%, di bawah ekspektasi pasar. AWS menyumbang $30,9 miliar dalam penjualan, naik 17,5% dari tahun sebelumnya.
Kekhawatiran juga muncul terkait pengeluaran besar Amazon untuk proyek AI, yang menggerus arus kas bebas kuartal ini, yang hanya mencapai titik impas dari perkiraan semula sebesar $8,2 miliar.
4. Apple Melejit Berkat iPhone dan Layanan
Apple juga merilis laporan keuangan yang kuat, dengan laba kuartal ketiga sebesar $1,57 per saham dan pendapatan mencapai $94,04 miliar, melebihi estimasi analis.
Penjualan iPhone naik 13% menjadi $44,58 miliar, jauh di atas proyeksi $40,22 miliar. Kinerja solid ini ditopang oleh pemulihan permintaan di Tiongkok serta pertumbuhan signifikan pada segmen layanan digital.
Namun, Apple masih menghadapi tantangan dari sisi kecerdasan buatan dan kemungkinan gangguan hukum terkait perjanjian eksklusif dengan Google untuk mesin pencari default di perangkat Apple.
5. Data Tenaga Kerja AS Jadi Sorotan
Departemen Tenaga Kerja AS dijadwalkan merilis laporan NFP untuk bulan Juli. Estimasi konsensus menunjukkan tambahan 106.000 pekerjaan baru, turun dari 147.000 pada bulan Juni. Tingkat pengangguran diperkirakan naik tipis ke 4,2%.
Data ini menjadi krusial untuk menilai apakah pasar tenaga kerja AS mulai melambat—yang bisa menjadi alasan bagi The Fed untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga.
Namun, dengan inflasi masih bertahan di atas target 2%, bank sentral AS tampaknya masih berhati-hati. Tekanan dari pemerintahan Trump untuk memangkas suku bunga guna merangsang ekonomi juga menjadi bahan pertimbangan dalam rapat Federal Reserve berikutnya.
Dengan beragam peristiwa besar yang terjadi bersamaan, pasar keuangan global tengah menghadapi ketidakpastian tinggi. Kebijakan tarif agresif Trump, laporan keuangan dari raksasa teknologi, dan data ketenagakerjaan AS akan menjadi penentu arah pergerakan pasar dalam waktu dekat. Investor disarankan tetap waspada dan menyesuaikan strategi portofolio mereka sesuai dinamika makroekonomi dan geopolitik yang berkembang.