Wall Street Menguat Setelah Data Inflasi AS Mei Melambat, The Fed Diprediksi Akan Turunkan Suku Bunga

Inflasi

TradesphereFx – Pasar saham Amerika Serikat dibuka menguat pada Rabu pagi waktu setempat (11 Juni 2025) setelah rilis data inflasi konsumen bulan Mei yang lebih lemah dari perkiraan analis. Kabar ini langsung disambut positif oleh pelaku pasar karena menurunkan kekhawatiran terhadap tekanan harga dan meningkatkan kemungkinan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat.

Berdasarkan laporan awal, Indeks Harga Konsumen (CPI) hanya mengalami kenaikan tipis sepanjang Mei, sehingga memberikan sinyal bahwa tekanan inflasi mulai mereda. Secara tahunan, inflasi utama tercatat sebesar 2,4%, sedikit lebih rendah dari proyeksi konsensus yang memperkirakan angka 2,5% berdasarkan survei yang dilakukan oleh Reuters.

Wall Street Menguat Usai Inflasi Melemah

Perdagangan saham di Amerika Serikat pada Rabu, 11 Juni 2025 dibuka dengan lonjakan optimisme. Data inflasi konsumen (CPI) dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS menunjukkan kenaikan harga pada bulan Mei yang lebih kecil daripada perkiraan. Secara tahunan, inflasi tercatat 2,4%, sementara analis memprediksi 2,5%, per data Reuters.

Hasil ini meredam kekhawatiran inflasi pasca-tarif impor dan membuka pintu bagi kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed.

Indeks Utama Wall Street: Dow, S&P 500, dan Nasdaq

Berikut kinerja indeks utama pada pembukaan pagi tadi:

Indeks Nilai Penutupan Perubahan
Dow Jones 42.922,71 +55,84 poin (+0,13%)
S&P 500 6.044,94 +6,13 poin (+0,10%)
Nasdaq Composite 19.742,60 +26,66 poin (+0,14%)

Pasar menunjukkan kekuatan pertumbuhan sejak minggu-minggu sebelumnya, memperlihatkan optimisme investor terhadap inflasi melambat dan kebijakan moneter yang akomodatif.

Peluang Pemangkasan Suku Bunga The Fed Meningkat

Rilis inflasi Mei menjadi katalis utama bagi pelaku pasar untuk memprediksi arah kebijakan suku bunga Federal Reserve di masa mendatang:

  • Platform LSEG memperkirakan pemangkasan suku bunga total 48 basis poin (bps) hingga akhir tahun.

  • Alat FedWatch CME menunjukkan probabilitas 57% pemangkasan sebesar 25 bps pada September 2025.

Robert Pavlik, Manajer Portofolio Senior di Dakota Wealth, menilai bahwa kondisi ini menciptakan jalur yang jelas bagi The Fed untuk memberikan stimulus.

Dampak Tarif Impor & Perkembangan Perdagangan Global

Meskipun tegangnya hubungan dagang, khususnya antara AS–China, sempat menimbulkan kekhawatiran inflasi akibat tarif impor, data terbaru memberi angin segar bahwa tekanan harga mulai mereda.

Presiden AS Donald Trump pun mengumumkan perkembangan positif dalam negosiasi dagang, termasuk pasokan magnet dan mineral tanah jarang dari Cina ke AS. Hal ini menjadi sinyal bahwa ketegangan dagang mulai mereda dan mendukung optimisme pasar.

Analisis Sektor Saham: Siapa yang Berkinerja Kuat?

Dari 11 sektor utama di S&P 500:

  • Perawatan kesehatan mencatatkan kenaikan +0,4%, menjadi sektor terdepan.

  • Material mengalami koreksi −0,7%, dipengaruhi volatilitas harga komoditas.

Beberapa saham unggulan menunjukkan lonjakan dan koreksi yang mencolok:

  • Tesla (TSLA): +1,7% setelah CEO Elon Musk meminta maaf atas unggahan media sosial terkait eks-Presiden Trump, memperkuat kepercayaan investor.

  • GitLab (GTLB): −10,2% usai laporan keuangan kuartalan mengecewakan.

  • GameStop (GME): −4,4% setelah merilis penurunan pendapatan.

  • Summit Therapeutics (SMMT): −1,9% setelah mendapatkan peringkat “underperform” dari analis Leerink.

Volume & Rasio Aksi Saham Positif

Tren positif terlihat jelas dalam volume perdagangan:

  • NYSE: rasio saham menguat vs melemah 2,25:1

  • Nasdaq: rasio tersebut tercatat 1,32:1

S&P 500 mencatatkan 7 rekor tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir, sementara Nasdaq berhasil mencatat 48 rekor tertinggi baru dan 19 rekor terendah baru, menandakan sektor teknologi dan saham kecil yang dinamis.

Outlook & Prediksi Wall Street

Wall Street kini menikmati momentum optimistis:

  • Inflasi AS melambat: memberi ruang bagi The Fed untuk mempertimbangkan suku bunga lebih rendah.

  • Sentimen global positif: perbaikan hubungan dagang AS–China dan harga komoditas stabil.

  • Likuiditas tinggi: investor merespons kuartal pertama yang solid dan potensi stimulus ekonomi.

Namun, ada beberapa faktor yang tetap perlu dipantau:

  • Perkembangan lanjutan tarif impor dan negosiasi dagang.

  • Risiko inflasi terkait stimulus fiskal dan pengeluaran pemerintah.

  • Kebijakan moneter The Fed: kapan dan seberapa agresif pemangkasan bunga akan dilaksanakan.

Kemajuan positif data inflasi Mei dan sinyal kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed menjadi katalis kuat bagi Wall Street. Indeks utama menguat moderat, didorong oleh sektor-sektor strategis seperti teknologi, perawatan kesehatan, dan konsumen. Investor dan analis kini menantikan pertemuan Fed selanjutnya, hasil negosiasi dagang yang lebih lanjut, dan rilis data fundamental yang bisa memperkuat tren bullish jangka menengah.

One thought on “Wall Street Menguat Setelah Data Inflasi AS Mei Melambat, The Fed Diprediksi Akan Turunkan Suku Bunga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *