Grup Djarum Gaspol! Borong Saham SSIA, Prajogo Pangestu Makin Terpaut Jauh

Djarum

TradeSphereFx – Grup Djarum makin agresif akumulasi saham SSIA, kini kantongi 9,06% saham. Transaksi senyap ini membuat posisi Prajogo Pangestu lewat Chandra Asri makin tertinggal. Siapa penguasa baru SSIA?

Persaingan Konglomerat Makin Memanas: Grup Djarum Mantapkan Cengkeraman di SSIA, Tinggalkan Prajogo Pangestu

Pertarungan antara para raksasa bisnis Indonesia semakin seru. Kali ini, sorotan jatuh pada langkah agresif Grup Djarum yang terus memperdalam investasinya di sektor properti, tepatnya melalui akumulasi saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA). Manuver ini semakin menegaskan keseriusan konglomerasi milik keluarga Hartono untuk menguasai emiten properti yang tengah naik daun ini.

Melalui entitas investasinya, PT Dwimuria Investama Andalan, Grup Djarum secara konsisten menambah porsi kepemilikan saham SSIA. Berdasarkan data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per akhir Juli 2025, Grup Djarum tercatat menguasai 426,48 juta lembar saham SSIA atau setara 9,06% dari total saham yang beredar.

Kepemilikan itu meningkat setelah mereka kembali membeli tambahan 4,5 juta lembar saham. Langkah ini mempertegas posisi Grup Djarum sebagai salah satu pemegang saham terbesar di SSIA, dan mengisyaratkan adanya rencana jangka panjang terhadap emiten ini.

Transaksi Diam-diam Beli Saham Treasury SSIA

Kejutan terbesar datang pada 22 Juli 2025, ketika manajemen SSIA dalam keterbukaan informasi mengumumkan telah menjual seluruh saham treasury-nya kepada PT Dwimuria Investama Andalan. Jumlah saham yang dilepas mencapai 62,93 juta lembar dengan harga jual sebesar Rp2.700 per saham.

Dengan demikian, nilai transaksi tersebut mencapai Rp169,91 miliar. Transaksi ini dilakukan secara negosiasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dan menjadi bagian dari pengalihan saham hasil program buyback tahap ketiga yang sebelumnya dilakukan oleh SSIA.

Manajemen SSIA menyampaikan bahwa setelah transaksi ini, perseroan tidak lagi memiliki saham treasury. Artinya, seluruh saham hasil buyback telah diserap pasar, dan sebagian besar jatuh ke tangan Grup Djarum.

Tidak Sendirian, Henan Putihrai Juga Ikut Bermain

Tak hanya Grup Djarum yang mengendus potensi besar dari SSIA. Henan Putihrai Asset Management, salah satu pemain besar di pasar reksa dana, juga menunjukkan ketertarikan serius terhadap saham SSIA.

Tercatat, Henan Putihrai kini menggenggam 294,03 juta saham SSIA atau setara 6,25% setelah melakukan pembelian tambahan sebanyak 27,47 juta saham. Langkah ini menunjukkan bahwa para pemain institusi mulai melihat SSIA sebagai aset strategis yang layak diakumulasi, terutama dalam konteks pemulihan sektor properti nasional.

Kehadiran dua kekuatan besar sekaligus, yakni Grup Djarum dan Henan Putihrai, jelas memberi tekanan pada investor lain yang ingin masuk atau memperbesar posisinya di SSIA.

Prajogo Pangestu Lewat Chandra Asri Mulai Tertinggal

Salah satu nama besar yang sebelumnya mencuri perhatian dalam aksi beli saham SSIA adalah taipan energi dan petrokimia, Prajogo Pangestu. Melalui PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), konglomerat ini secara mengejutkan mengakumulasi 284,84 juta lembar saham SSIA (sekitar 6,05%) dalam transaksi tertanggal 15 Juli 2025.

Namun, seiring langkah agresif yang dilakukan oleh Grup Djarum, posisi Prajogo kini mulai tergeser. Dari sisi kepemilikan, Djarum sudah melampaui Chandra Asri, dan jika tren ini berlanjut, Djarum akan menjadi pemegang saham dominan yang mampu memengaruhi arah kebijakan SSIA ke depan.

Apa yang Membuat SSIA Jadi Rebutan?

PT Surya Semesta Internusa Tbk bukan sekadar emiten properti biasa. Dengan portofolio proyek yang tersebar di berbagai kota dan fokus pada kawasan industri serta hospitality, SSIA menjadi primadona di tengah meningkatnya permintaan terhadap kawasan industri pascapandemi dan insentif dari pemerintah untuk hilirisasi dan ekspor.

SSIA juga dinilai memiliki valuasi yang masih atraktif dengan potensi pertumbuhan jangka panjang yang solid. Di tengah tren suku bunga yang mulai stabil, sektor properti kembali menjadi incaran para investor besar.

Apalagi, SSIA baru-baru ini mengumumkan strategi ekspansi agresif untuk pengembangan kawasan industri baru, seiring permintaan dari perusahaan logistik dan manufaktur global yang ingin masuk ke Indonesia.

Dampak terhadap Pasar dan Investor Ritel

Aksi borong saham oleh Grup Djarum dan Henan Putihrai tentu membawa dampak signifikan terhadap pergerakan harga saham SSIA di pasar. Likuiditas meningkat, sentimen positif menguat, dan minat investor ritel pun melonjak karena melihat sinyal kuat dari investor institusi besar.

Namun, perlu diingat bahwa aksi akumulasi seperti ini juga bisa memicu konsolidasi atau bahkan potensi pengendalian korporasi jika kepemilikan terus meningkat tanpa disertai transparansi tujuan investasi.

Peta Persaingan Berubah, Siapa Pengendali SSIA Selanjutnya?

Dengan langkah akumulasi yang konsisten dan agresif, Grup Djarum saat ini berada di posisi terdepan sebagai pemegang saham terbesar SSIA. Manuver ini bukan hanya soal investasi jangka pendek, melainkan bagian dari strategi korporasi jangka panjang untuk memperkuat cengkeraman di sektor properti dan kawasan industri.

Sementara itu, langkah Prajogo Pangestu lewat Chandra Asri yang sempat mengejutkan pasar, kini tertinggal. Akankah taipan petrokimia ini melakukan balasan strategis? Ataukah justru ini awal dari aliansi bisnis baru di balik layar?

Satu hal yang pasti, pertempuran saham SSIA belum usai. Investor disarankan untuk terus mencermati pergerakan para pemain besar ini, karena arah kepemilikan SSIA akan menentukan nasib dan arah bisnis properti strategis Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *