Saat IHSG turun ke 6.406, saham BYAN, BREN, dan BBCA masih kurang

Saat IHSG turun ke 6.406, saham BYAN, BREN, dan BBCA masih kurang

TradesphereFx – Pada perdagangan hari Jumat, 28 Februari 2025, indeks harga saham gabungan (IHSG) dibuka melemah ke lecel 6,406,37. Saham besar seperti BYAN, BREN, dan BBCA tetap kuat meskipun ada penurunan.

IHSG turun sebesar 1,22% atau 19,08 poin dari posisi pembukaan 6.403,37 hari ini, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebanyak 520 saham stagnan, 325 saham turum, dan 110 saham menguat tercatat. Saat ini, kapitalisasi pasar, atau market cap, mencapai 11.219 triliun rupiah.

Saham dengan kapitalisasi pasar besar seperti PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) terus meningkat 1,56% ke level Rp19.475, diikuti oleh PT BARITO Renewables Energy Tbk. (BREN) yang meningkat 0,40% ke Rp6.225. Selain itu, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga meningkat 0,29% ke level Rp8.550.

Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk. (BBRI) mengalami koreksi 4,31% ke Rp3.480, diikuti oleh saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang turun 3,99% ke 6.625, dan saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang turun 2,01% ke Rp2.440.

Valdy Kurniawan, Head of Research Phintraco Sekuritas, menyatakan bahwa IHSG terus dalam tren pelemahan setelah menembus support krtis di level 6.500. Pola candlestick black marubozu yang terbentuk mengonfrimasi potensi perpanjangan bearish, dengan indikasi bahwa pelemahan akan berlanjut hingga level psikologis 6.400.

Dalam publikasi penelitian tersebut, dia menyatakan bahwa tekanan likuiditas adalah masalah utama di sektor perbankan. Sejumlah bank mencatatkan rasio pinjaman ke deposit (LDR) yang lebih tinggi dari batas aman Bank Indonesia, menandakan pengetatan likuiditas di industri keuangan.

Menurutnya, suku bunga tinggi terus menekan margin bunga bersih perbankan, meskipun pertumbuhan kredit pada Januari masih tercatat dua digit sebesar 10,27%. Isu Danantara menyebabkan aksi jual saham perbankan yang terus-menerus, yang meningkatkan persepsi negatif.

Pasar berharap pengumuman dividen final tahun buku 2024 dan rencana buyback beberapa emiten akan meredakan tekanan jual di tengah tekanan ini.

Di sisi lain, faktor eksternal juga memengaruhi pasar. Kekhawatiran terhadap prospek ekonomi global meningkat karena kebijakan tarif yang dikonfirmasi oleh Donald Trump serta data ketenagakerjaan AS yang melemah. Kondisi ini memperburuk sentimen pelaku pasar, yang tetap tidak yakin.

One thought on “Saat IHSG turun ke 6.406, saham BYAN, BREN, dan BBCA masih kurang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *