Tradespherefx – Meski mencatat defisit perdagangan global sebesar 5,2 triliun yen (Rp613 triliun) pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2025, Jepang justru menikmati surplus perdagangan dengan Amerika Serikat senilai 9 triliun yen (Rp1.014 triliun). Data Kementerian Keuangan Jepang yang dirilis Kamis (17/4) menunjukkan peningkatan ekspor ke AS sebesar 3%, terutama didorong oleh pengiriman kendaraan dan chip komputer.
Tekanan Kebijakan Trump
Ancaman Presiden AS Donald Trump untuk memberlakukan tarif impor 24% terhadap produk Jepang sempat mengguncang pasar. Meski sebagian tarif ditangguhkan selama 90 hari, bea masuk dasar 10%-25% tetap berlaku untuk mobil, suku cadang, baja, dan aluminium asal Jepang. Perdana Menteri Shigeru Ishiba kini menghadapi tuntutan untuk merespons kebijakan ini. Analis memprediksi Jepang mungkin menawarkan konsesi tak terduga, seperti meningkatkan impor beras AS—komoditas yang biasanya dilindungi ketat.
Kinerja Ekspor dan Dampak Yen
Secara keseluruhan, ekspor Jepang tumbuh 5,9% pada tahun fiskal 2025, sementara impor naik 4,7%. Melemahnya yen turut berkontribusi pada tingginya biaya impor. Sektor pariwisata juga memberi dampak positif, dengan pengeluaran wisatawan asing yang dihitung sebagai ekspor jasa.
Pertumbuhan Ekspor Regional
Pada Maret 2025, Jepang mencatat surplus perdagangan 544 miliar yen (Rp61 triliun). Ekspor ke Asia meningkat 5,5%, meski penjualan ke Tiongkok menurun. Sebaliknya, pengiriman ke Hong Kong, Taiwan, dan Korea Selatan melonjak signifikan. Min Joo Kang, ekonom ING, menyatakan kenaikan ini mungkin disebabkan pengalihan rute ekspor Asia untuk menghindari dampak perang tarif AS-Tiongkok.
One thought on “Surplus Perdagangan Jepang-AS Capai Rp1.014 Triliun di Tengah Ancaman Tarif Impor”